Mulai Waspada Peredaran Uang Palsu, Dito Ganinduto Prakarsai Penyulahan

Mulai Waspada Peredaran Uang Palsu, Dito Ganinduto Prakarsai Penyulahan

KENALI : Salah seorang peserta mencoba mengenali ciri-ciri uang palsu dalam penyuluhan yang diprakarsai Dito Ganinduto. PURWOKERTO-Menjelang bulan puasa dan Hari Raya, peredaran uang dimasyarakat sangat tinggi. Hal ini dikhawatirkan adanya oknum yang memanfaatkan dengan mengedarkan uang palsu. Diprakarsai oleh Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto, dilakukan penyuluhan mengenal ciri-ciri uang asli dan uang palsu yang diisi langsung BI Purwokerto, Jumat (13/3) di Hotel Surya Yudha Purwokerto. Dito mengatakan, perlu dilakukan edukasi mengenai ciri-ciri keaslian uang agar masyarakat tidak tertipu dalam bertransaksi. "Masyarakat sering mendapati adanya uang palsu. Ciri-ciri keaslian uang seperti apa ini yang kemudian perlu ada penyuluhan. Tentu dengan cara yang mudah untuk menilai keaslian uang tersebut," katanya. Kemudian juga, lanjut dia, jaringan uang palsu di Indonesia juga besar. Dengan iming-iming harga murah, sehingga masyarakat tertarik untuk mengedarkan uang palsu itu. "Namun dengan penyuluhan ini, masyarakat akan lebih waspada, mengingat disampaikan pula hukuman tentang pengedaran uang palsu. Banyak kasus, misal uang palsu Rp 50.000 ditukar dengan Rp 30.000. Iming-iming semacam ini yang masyarakat perlu edukasi," katanya. Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Samsun Hadi mengatakan, edukasi semacam ini harus terus diberikan ke masyarakat luas. Untuk memahami sejauh mana keaslian dari uang, sebab perkembangan jaman begitu pesat dengan model penyebaran yang begitu variatif. "Tak hanya itu, jelang puasa dan lebaran, transaksi dan peredaran uang tinggi, ini jangan sampai masyarakat dirugikan," ujarnya. Pihaknya menambahkan, kalau menjumpai uang palsu, sebaiknya dilaporkan ke pihak berwenang, baik bank Indonesia maupun juga bank umum. Wakil Ketua DPRD Banyumas, Supangkat mengapresiasi penyelenggaraan penyuluhan tersebut. Baik kepada BI maupun juga Dito Ganinduto. "Jadi penyuluhan mengenai ciri-ciri uang asli sangat diperlukan, sebab peredaran uang di Banyumas kita rangking 2 di Jateng setelah Semarang," ujarnya. Sehingga, lanjutnya, ketika ada uang palsu bisa sangat rentan, karena perdagangan begitu cepat. Terutama sasaran pada para pedagang tua yang ada di pasaran. "Membaca ciri-ciri uang palsu ini yang kemudian perlu terus menerus disosialisasikan. Sebab, banyak kasus, ketika pedagang dapat uang palsu, maka akan bingung mau lapor kemana. Kalau lapor, takut kena hukum, sedangkan kalau disimpan kan rugi," tandasnya. (mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: