FPR Soroti Diskriminasi Terhadap Perempuan

FPR Soroti Diskriminasi Terhadap Perempuan

Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar aksi yang berlangsung di Alun-alun Purwokerto PURWOKERTO-Mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar aksi peringatan hari perempuan, kemarin (8/3) siang . Mereka menyoroti tingginya angka diskriminasi terhadap perempuan yang dirasakan oleh kalangan buruh dan petani sekaligus mengkritisi partisipasi politik perempuan yang masih minor. "Dalam aspek upah, pemerintah merilis perbandingan rata-rata upah antara buruh laki-laki dan perempuan (Februari 2018), di sektor Industri buruh lakiā€“laki mendapatkan upah rata-rata Rp 2.900.000, sementara perempuan hanya Rp 2.200.000, artinya kesenjangan upah mencapai 32 persen," kata Dinda Sekar Ayu, nara hubung media aksi yang berlangsung di Alun-alun Purwokerto kemarin. Ia mengatakan, di sektor buruh tani baik pertanian skala besar, perkebunan upah buruh tani laki-laki sebesar Rp 1.930.000 sementara buruh tani perempuan hanya Rp 1.140,000. Dalam hal kesempatan kerja, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki berjumlah 83,05 persen lebih tinggi dari pada perempuan yaitu 50,89 %. "Secara politik, diskriminasi terhadap kaum perempuan tetap terjadi. Keberadaan perempuan di dalam lembaga-lembaga negara saat ini pun bukan merupakan representasi dari keterwakilan aspirasi dan tuntutan sejati kaum perempuan. Realita yang terjadi justru sebaliknya, berbagai kasus kekerasan, diskriminasi terus menimpa kaum perempuan," kata dia. Ia mencontohkan, kasus yang menimpa Anindya Shabrina (Anggota FMN Surabaya) yang mendapat pelecehan seksual dari aparat keamanan. Begitu pula kasus yang menimpa seorang Guru bernama Baiq Nuril asal NTB, dan Agni Mahasiswa UGM. " Berikan Kebebasan Berpikir, Berorganisasi dan Berjuang Bagi Kaum Perempuan dan Rakyat Indonesia," kata dia. (kim/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: