Sulit Jelaskan Pembeda Warna Surat Suara
Untuk Penyandang Disabilitas PURWOKERTO-Lima surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 memiliki warna yang berbeda. Salah satu penyandang disabilitas tuna netra dari Bina Akses sempat menanyakan adanya pembeda kelima warna surat suara bagi tuna netra. "Mereka (tuna netra) bertanya ada pembeda atau tidak warna surat suara. Apakah surat suara warna hitam akan ditandai dengan braile seperti apa, atau dibantu seperti apa," kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banyumas Yasum Surya mentari kepada Radar Banyumas saat ditemui usai Pendidikan Pemilih bagi Penyandang Disabilitas, Kamis (13/12). Menurutnya, ini masukan penting bagi KPU agar dapat memberikan fasilitas terbaik untuk penyandang tuna netra. Ia mengatakan, sejauh ini pembedaan warna surat suara untuk tuna netra belum ada. Pihaknya akan mengecek lebih lanjut apakah untuk masalah ini. Tapi penyandang disbalitas bisa mengetahui tiap surat suara dengan kode braile. Selain itu, dalam acara yang diadakan di Sekretariat Bina Akses di jalan Gerilya itu, Surya mengaku menerima banyak masukan dari peserta. Selain masukan dari tuna netra, KPU juga menerima masukan dari tuna rungu. "Kita menemukan masukan dan kesulitan terutama bagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara," ungkapnya. Tuna rungu, kata Surya, tidak bisa mendengar saat dipanggil antreannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tuna netrapun memohon agar KPU membantu mereka. Yaitu dengan cara menepuk atau melambaikan tangan kepada tuna netra saat dipanggil antriannya. Surya menjelaskan, pemilih disabilitas adalah pemilih yang potensial, karena jumlahnya cukup banyak. Di Banyumas, terangnya, pemilih disabilitas sebanyak 3.486 orang. Terdiri dari tunadaksa 791 orang, tuna netra 703 orang, tuna rungu 877 orang, tuna grahita 590 orang, disabilitas lainnya 525 orang. "Kami harus menyambangi sahabat di Bina akses karena jumlahnya di Banyumas cukup besar. Dan rencananya akan kita selenggarakan lagi. sosialisasi tahap kedua dan ketiga," katanya. Selanjutnya KPU juga akan menlakukan simulasi pencoblosan bagi penyandang Disabilitas di tahun 2019. Penyandang Disabilitas Tuna Daksa sekaligus Bendahara Bina Akses, Cipora Srirejeki Suhartini mengatakan, pihaknya merasa sangat terbantu dengan adanya pendidikan politik yang diadakan KPU. "Kita sesama penyandang disabilitas semuanya saudara, jadi ada perkumpulan penyandang disabilitas," katanya. "Karena tidak semua disabilitas berpendidikan. Kalau bisa baca tidak ada masalah. Tapi kalau yang awam ya harus praktik langsung, agar tidak salah pilih," tutupnya. (ing)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: