Kesenian Berbasis Ritual Tak Diminati
Kesenian berbasis ritual asli. BERLINDA/RADARMAS PURWOKERTO - Kesenian berbasis ritual asli Kabupaten Banyumas mulai jarang dipertontonkan. Intensitas pagelarannya semakin jarang lantaran tidak mampu menarik penonton. "Kesenian yang basisnya kesenian ritual tradisi itu banyak yang menurun karena dia tidak bisa merekrut orang banyak untuk melihat," ungkap Deskrat Djatmiko, Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda Olahrada Budaya dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas kepada Radarmas. Salah satu tradisi ritual yang menurun, menurut Deskrat Djatmiko, antara lain adalah ritual memanggil hujan Ujungan, Pakeong, dan Buncis. "Karena hal seperti itukan belum bisa berkomunikasi dengan keinginan orang yang menonton. Orang yang menonton butuh kemeriahan, butuh interaksi antara penonton dan pelaku seninya, serta butuh tempat yang cukup. Kebanyakan orang kan seperti itu," jelasnya. Kini pemerintah mengupayakan bangkitnya seni budaya ritual tersebut. Deskrat mengatakan, salah satunya dengan bahasa Banyumasan yang digunakan oleh pembawa acara diharapkan dapat mengundang minat penonton. (lin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: