Warga Tolak Penutupan Jalan Pemuda
DPRD : Keluhan Masyarakat Kober Harus Didengar PURWOKERTO-Rencana alternatif PT KAI Daop 5 Purwokerto menutup Jalan Pemuda sebagai lahan parkir baru langsung diprotes warga setempat. Bahkan, bila sampai terealisasi, PT KAI dianggap mengabaikan warga sekitar sekaligus mengabaikan kearifan lokal. "Jalan itu kan sudah dipakai warga Purwokerto dan masyarakat Banyumas pada umumnya selama puluhan tahun untuk kepentingan umum. Kalau itu sekarang terus diklaim sebagai lahannya dan seenaknya mau menutup atau mengalihkan, ini sama halnya PT KAI tidak belajar soal kearifan lokal dari lingkungan sekitar," kata Sekretaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kober, Iksanto kepada Radar Banyumas. Iksanto menambahkan, aktivitas warga setempat dengan berbagai kegiatan ekonomi seperti warung, tukang becak, tukang ojek, dan penjual jasa lain telah berlangsung puluhan tahun. Karenanya, dia meminta Pemkab Banyumas tegas menolak adanya alternatif penutupan Jalan Pemuda sebagai lahan parkir baru. "Pemkab harus tegas menolak dan harus pro rakyat. Kalau masalah lahan parkir, lahan yang sekarang dibuat parkir bertingkat saja kan bisa seperti di stasiun Jakarta yang kota. Contohnya supermarket dan supermall di Purwokerto dengan lahan terbatas saja bisa membuat parkir bertingkat, " tegasnya. Dia kembali mengungkapkan, PT KAI saat ini mengabaikan kearifan lokal jika tetap memaksakan pengembangan perluasan lahan parkir dengan cara menutup akses jalan kabuapeten di depan stasiun. Sebagai kilas balik, Iksanto mengatakan, pedagang asongan yang dulu bisa berjualan di dalam stasiun, saat ini sudah dilarang. Kemudian warga sekitar yang dulu menempati warung yang kini lahannya dipakai parkir sepeda motor juga sudah digusur. "LPMK justru sedang merancang usulan kepada Daop 5 PT KAI agar tenaga-tenaga warga sekitar bisa dimanfaatkan atau diberdayakan. Sekarang yang mengelola parkir juga hanya untuk kepentingan pihak ketiga saja. Kontribusinya tidak ada bagi warga Kober, " kata dia. Dilain pihak, PT KAI dan Pemkab Banyumas diminta aktif melibatkan masyarakat sebelum memutuskan rencana penutupan jalan Pemuda atau jalan di depan Stasiun Purwokerto untuk perluasan lahan parkir. Abidillah Efendi, Anggota DPRD Banyumas mengatakan, masyarakat di sekitar jalan tersebut memiliki suara yang harus didengar. Keluhan dan masukan terutama dari kelurahan Kober harus didengar lebih dulu sebelum pihak PT KAI dan dan pemkab mengambil keputusan atau melangkah lebih jauh. "Kalau akses dari dan menuju Jalan Raya Kober tidak ada pasti masyarakat akan protes, kecuali dibuatkan akses yang lebih mudah lagi. Dan apabila jalan baru itu nanti justru mempersulit pasti repot," kata wakil rakyat dari PAN asal Kelurahan Kober, Rabu (4/4). Jika masyarakat tidak dilibatkan, kata dia, bisa ada gejolak baru. Ia sepakat sebelum ada tahapan yang lebih jauh, PT KAI harus menyiapkan Andalalin dulu. Jika dari andallalin itu nanti ada solusi untuk rekayasa atau penanganan masalah akses jalan umum, tidak masalah jika usulan itu disetujui. Namun jika mentok, dan justru berdampak besar dengan menciptakan kesulitan baru bagi warga, maka harus ditolak. "Kalau masyarakat Kober terus berbondong-bondong ke PT KAI (protes, red) kan nanti malah repot. Makanya masyarakat sejak awal harus dilibatkan untuk memberi masukan, tidak cukup diselesaikan anatara PT KAI (Daop V Purwokerto) bersama pemkab saja," kata dia. Soal perluasan lahan parkir, saran dia, PT KAI masih punya cukup lahan yang lain di sisi sebelah selatan stasiun dan aset tanah dan bangunan yang bisa dialihfungsikan menjadi lokasi perluasan lahan parkir. Atau lahan yang sebelah utara, juga lahannya masih luas kendati ada bangunan. "Kalau alasannya untuk lahan parkir, kan masih bisa dikembangkan lahan yang lain, tidak terus menutup jalan dengan cara mengepras akses jalan yang sudah ada," kata dia. Sebelumnya diberitakan, PT KAI melalui Daop 5 Purwokerto telah mengajukan usulan rencana perluasan lahan parkir dengan beberapa opsi ke Pemkab Banyumas. Opsi yang ditawarkan , di antaranya menutup jalan depan stasiun dan Jalan Pemuda sebagai akses masuk ke kawasan stasiun saja. Pemkab diminta membuatkan jalan layang mengalihkan jalan depan stasiun. Selain itu, alternatif kedua adalah menggeser jalan ke sebelah timur berhimpitan dengan jalan dari arah Kober.Nnamun konskwensinya posisi tikungan di bawah jembatan menikung tajam. Usulan ini sudah dibahas dua kali dengan pihak pemkab. Pemkab sendiri belum memberikan persetujuan, dan menyarankan dibuat Amdal Lalu Lintas dulu. (hakm/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: