Lima Sungai di Banyumas Banjir Bandang

Lima Sungai di Banyumas Banjir Bandang

* Tagana : Ketinggian Air Sampai 5 Meter * Satu Jembatan Putus, Tiga Rumah Rusak PURWOKERTO- Hujan deras yang terjadi di wilayah Baturraden, Minggu (15/10) kemarin, menyebabkan lima sungai mengalami banjir bandang. Kelimanya yakni Sungai Sungai Prukut, Logawa, Mengaji, Banjaran dan Pelus. Akibat banjir tersebut, sedikitnya tiga rumah mengalami rusak parah, lima kendaraan terisolir dan satu jembatan terputus. Komandan Tagana Banyumas, Ady Chandra mengatakan, hingga pukul 23.30 semalam, pihaknya belum menerima laporan untuk orang hanyut. Hanya ada informasi ditemukan tiga kendaraan motor, satu pick up dan satu truk ada di Sungai logawa. "Masuknya di depo pasir Desa Baseh jembatan penghubung ke Sunyalangu, kami dapat informasi itu. Sekarang sedang dicek untuk memastikan itu, jangan-jangan ada orangnya," kata dia. "Tagana juga menuju di TKP Sunyalangu, tetapi kami terlebih dahulu akan melakukan assesment di Dukuwaluh, karena satu indekos ada tiga kamar yang ambrol yang perlu dicek, dan rumah di Bobosan dan Kober juga terdampak," lanjutnya. Selain rumah dan kendaraan, sarana infrastruktur satu jembatan terputus di Grumbul Karanggondang Desa Sambirata Kecamatan Cilongok. Jembatan yang menghubungkan antar grumbul ke desa itu, kata dia, jika tidak segera diperbaiki maka warga di Grumbul tersebut tidak bisa masuk ke desa karena lumpuh total. Ady mengatakan, penyebab adanya banjir bandang di lima sungai itu karena hujan deras yang mengguyur daerah hulu sehingga membuat volume air terus banyak. sedangkan daya tampung sungai berkurang. Ditanya terkait banjir karena adanya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden, Ady tidak dapat memastikan. Namun yang pasti menurutnya, banjir bandang dengan ketinggian mencapai 5 meter ini baru pernah terjadi di Banyumas. Dibanding banjir tahun-tahun sebelumnya, kata dia, banjir kali ini adalah yang terbesar. "Sangat besar sekali luapannya kira-kira sampai sekitar 3-4 meter. Tertinggi 5 meter itupun masih jauh dari pemukiman. Kejadian sekitar jam 17.45. Total kerugian sejauh ini belum bisa diprediksi. Karena masih terus dipantau sepanjang bantaran Sungai Logawa, Banjaran dan Pelus," ujarnya. Selain penanganan assesment, Tagana Banyumas juga mengimbau kepada seluruh masyarakat tetap waspada karena hujan deras masih terjadi di puncak Gunung Slamet. "Masyarakat sangat trauma sekali karena baru ada kejadian seperti ini. Banyak yang tidak bisa tidur. Kami mengimbau untuk mengadakan siskamling. Kondisi sekarang masih terjadi hujan di puncak Gunung Slamet, tapi sungai sudah menyusut drastis," katanya. Di bagian lain, Sarkim, salah satu warga RT 4/8 Kelurahan Kedungwuluh, Kecamatan Purwokerto Barat yang terdampak mengatakan, akibat banjir bandang di Sungai Banjaran, dapur rumahnya hanyut terbawa air. "Kejadian tadi menjelang maghrib, pas saya mau wudlu tiba-tiba air Sungai Banjaran muncrat-muncrat. Tidak lama kemudian ternyata banjir bandang dan langsung menyambar dapur saya. Kejadian tidak berlangsung lama, hanya sekitar tiga menit, tapi seluruh barang dan hewan ternak di rumah hanyut," jelasnya. Akibat banjir tersebut, menurut kakek yang tinggal bersama istri dan delapan anak dan cucunya itu, dia mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta. "Sejumlah material rumah berupa seng 10 lembar, deklit, alat kerja seperti cangkul, sekop dan hewan ternak berupa ayam sebanyak 50 ekor hanyut terbawa banjir," katanya. (why/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: