RSUD Banyumas Bantah Adanya Calo Nomor Antrian

RSUD Banyumas Bantah Adanya Calo Nomor Antrian

BANYUMAS-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas memastikan tidak ada praktik percaloan nomor antrian. Masyarakat dapat mengambil nomor antrian di mesin antri ketika akan melakukan rawat jalan tanpa melalui calo. Hal itu menyusul adanya sms 24 jam yang masuk ke redaksi Radar Banyumas. "Tidak ada calo nomor antrian. Karena pasien rawat jalan yang akan mengambil nomor antri harus menunjukan berkas persyaratan pendaftaran kepada petugas yang menjaga mesin antri," tegas Kepala Bagian Administrasi RSUD Banyumas Adi Arianto kepada Radar Banyumas (14/8). Setelah menunjukan berkas persyaratan, petugas RSUD Banyumas akan memberikan nomor antrian sementara bagi yang datang sebelum mesin antrian di buka. Lalu pasien mendapatkan verifikasi berupa stempel dalam berkas. Selanjutnya, ketika mesin antrian di buka pada pukul 06.00 wib, pasien menukarkan nomor antri sementara kepada petugas. Pernyataan Adi tersebut sehubungan dengan adanya pesan singkat yang dimuat Radar Banyumas beberapa hari lalu. Yakni mengeluhkan ada calo nomor antrian di RSUD Banyumas. Setelah mengetahui pesan singkat itu, RSUD Banyumas langsung menghubungi nomor bersangkutan. Akan tetapi sambungan terputus lantaran nomor tidak aktif. Setelah mencoba menghubungi beberapa kali untuk meminta klarifikasi pernyataan di media, nomor tetap tidak aktif. "Sebenarnya kalau nomornya aktif kami akan mengajak duduk bersama membahas calo antrian yang dia maksud. Atau RSUD Banyumas dapat menempuh jalur hukum atas pengirim pesan singkat. Sehingga masyarakat dapat mengetahui persoalannya. Tapi orangnya tidak dapat dihubungi," tutur Adi. Bagi RSUD Banyumas, pengirim pesan singkat tersebut sebagai orang yang tidak bertanggung jawab. Kebebasan berpendapat atau menyampaikan pengaduan seharusnya dibarengi etika. Terlebih saat memasuki ranah media. "Kemungkinan pasien rawat jalan yang rumahnya jauh menitipkan berkas kepada saudara atau orang untuk mengambil nomor antrian. Lalu pasien memberikan jasa kepada yang membantu itu sebagai ucapan terima kasih. Artinya, itu urusan pribadi mereka. Bukan calo nomor antri yang mempunyai banyak nomor kemudian diberikan atau dijual kepada pasien," pungkas Adi. (Fij/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: