Patung di Pasar Manis Dipertanyakan

Patung di Pasar Manis Dipertanyakan

PURWOKERTO-Keberadaan patung yang terpasang di pojokan komplek Pasar Manis Purwokerto menuai kritik dan sejumlah pertanyaan dari masyarakat. Selain tampilannya yang dinilai tidak menggambarkan tokoh siapapun, juga lokasi pemasangan yang dinilai kurang tepat karena berada di lingkungan pasar. Patung dengan pose tangan kanan melambai dan tangan kiri memegang kudi, serta berkepala botak dan tidak mengenakan baju itu, terletak di pojok komplek Pasar Manis. "Yang kita pertanyakan itu patung apa dan mewakili siapa. Kalau itu bawor dari sudut pandang si pembuat, itu kan imajiner. Kalau kita seniman tidak bisa begitu, karena ini berhubungan dengan publik," kata salah satu seniman di Banyumas, Andi Is Merdeka, Senin (17/7). MIRIP SIAPA? : Patung di pojok Pasar Manis menuai kritikan dari masyarakat. Patung yang belakangan diketahui sebagai Bawor oleh pembuatnya dinilai sebagian masyarakat tak nampak mirip Bawor. (DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADAR BANYUMAS) Selain itu, penempatan di pasar juga dinilai kurang tepat. Karena tidak monumental seperti ucapan selamat datang atau di batas kota. Kalau itu sebagai simbol pahlawan juga bukan. Sedangkan kalau Bawor, sebagai tokoh pahlawan juga bukan karena hanya sebagai simbol pewayangan. "Jika itu sebagai perwujudkan ketokohan dari warga Banyumas juga tidak menyerupai tokoh tertentu yang ada di daerah ini. Misalnya bupati atau tokoh yang lain," terangnya. Dia mengaku, dirinya sempat menanyakan ke bupati dan pihak pasar. Namun bupati, kata dia, mengaku tidak tahu menahu awal pembuatan dan sudah memerintahkan untuk diganti dan atau dipindah. "Waktu saya tanya ke pak bupati, itu katanya anak bawor, mestinya sejak awal pak bupati juga tahu dan bisa memberi masukan kalau itu salah," tandasnya. Warga lainnya, Ade juga mengaku tidak tahu. Bahkan, ketika ditanyakan itu sebagai patung Bawor, dia mengaku sangat berbeda jauh. Setahu dia, Bawor yang khas ya wujudnya seperti orang-orang yang selama ini memakai hiasan wajah bawor dengan perut yang buncit. "Beda, kalau Bawor kan khas sekali senyumnya dan perut buncit seperti kalau ada orang yang berpakaian Bawor itu kan?," kata dia. Kepala Pasar Manis Purwokerto, Lilik Gunawan mengaku tidak tahu ide pembuatan patung tersebut. Sebab dirinya merupakan kepala pasar baru di pasar tersebut, dan keberadaan patung sudah terpasang ketika dirinya pertama kali bertugas disana. "Yang tanya ke saya banyak sekali, tidak hanya pengunjung pasar, tapi dari berbagai kalangan masyarakat. Termasuk saya juga diminta menjawab surat dari Muhammadiyah yang mempertanyakan hal itu. Karena saya tidak tahu menahu, saya arahkan ke dinas saja," katanya dikonfirmasi terpisah. Pembuat Patung yang juga Seniman Banyumas, Syaikhul Irfan menjelaskan, patung tersebut merupakan sosok Bawor yang digambarkan dalam bentuk manusia. Konsep pembuatan patung tersebut, ia mengaku dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. "Materi konsep yang diminta dinas pokoknya simbol tentang Banyumas. Itu bawor yang kita manusiakan dengan membawa senjata kudi. Ini hasil penafsiran ulang saya, karena ingin memanusikan bawor," katanya dikonfirmasi terpisah. Karena anggarannya terbatas, lanjut dia, untuk bahan pembuatan patung tersebut menggunakan fiber, tidak memakai semen cor atau perak, dan lainnya. Menurutnya, memakai bahan tersebut, otomatis bebannya juga tidak terlalu berat, hanya sekitar 500 kg. "Ini anggarannya hanya puluhan juta rupiah saja, sehingga dibuat lebih ringan. ini juga tidak bisa bertahan lama seperti yang dari perunggu dan perak harganya bisa sampai miliaran," jelasnya. (why/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: