Realisasi Proyek Multiyears Kerap Tak Maksimal

Realisasi Proyek Multiyears Kerap Tak Maksimal

Anggaran Tergantung Capaian Target PURWOKERTO-Hingga semester pertama tahun 2017, masih banyak pembangunan fisik yang belum terealisasi sesuai target meski sudah dianggarkan dalam APBD. Hal ini dinilai karena lemahnya perencanaan waktu yang menyebabkan proses realisasi pembangunan mengalami keterlambatan. Sehingga, perlu dilakukan upaya untuk memaksimalkan perencanaan, khususnya di awal anggaran, atau mungkin dalam perubahan APBD mendatang. MASIH TERUS DIBANGUN : Pengerjaan pembangunan gedung kesenian pengganti Gedung Sutedja di Kelurahan Purwokerto Kidul masih terus dilanjutkan. Proyek mulitiyears ini selalu ditarget pencapaian di tiap tahunnya. (DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADAR BANYUMAS) Wakil Ketua Komisi B DPRD Banyumas, Akhmad Saiful Hadi mengungkapkan, saat ini diakui masih banyak rencana pembangunan yang belum direalisasikan. Seperti rencana pembangunan taman edukasi sumber daya air (TESDA), kelanjutan gedung kesenian pengganti gedung Sutedja, hingga pembangunan fisik lainnya yang sudah direncanakan sejak awal tahun. "Mestinya ada perencanaan waktu yang jelas. Sehingga realisasi fisik bisa lebih lebih dimaksimalkan," ujar dia. Saiful mengatakan, beberapa pekerjaan fisik yang dianggarkan dalam APBD murni sudah mulai dikerjakan. Sehingga pertengahan tahun ini dapat dievaluasi untuk kekurangan-kekurangan perencanaan atau tambahan pembangunan lainnya, khususnya untuk bahan pembahasan perubahan anggaran. Dijelaskan, pembangunan-pembangunan fisik yang belum maksimal, kebanyakan merupakan pembangunan yang dianggarkan secara multi-years. Sehingga realisasinya bergantung dari capaian pembangunan di tahun-tahun sebelumnya. "Kalau dalam satu tahun anggaran ada pekerjaan yang terhambat, akan sangat berdampak pada perencanaan tahun-tahun berikutnya, jika memang dianggarkan secara multiyears. Sebaiknya anggaran atau perencanaan yang dilakukan secara multiyears bisa diminimalisir, sehingga pengawasannya juga lebih mudah," tegas dia. Secara umum, Banyumas memiliki kemampuan anggaran yang cukup besar. Mengingat besaran SILPA mencapai lebih dari Rp 300 juta setiap tahunnya. Menurutnya, jika perencanaan bisa dimaksimalkan, otomatis akan meningkatkan realisasi dan capaian pembangunan daerah. Dan itu akan sangat menunjang kebutuhan masyarakat ke depannya. "Bukan hanya sekadar efisiensi anggaran saja, tetapi juga perlu efektivitas perencanaan agar seluruh pembangunan di Banyumas bisa tercapai, sehingga juga dapat menekan SILPA," ujar dia.(bay/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: