Dinanti, Husein vs Mardjoko Jilid II

Dinanti, Husein vs Mardjoko Jilid II

Duel Petahana Dan Mantan Bupati Dinilai Paling Menarik PURWOKERTO-Banyaknya sejumlah nama-nama yang muncul di bursa bakal calon bupati dan wakil bupati Banyumas, menimbulkan beberapa spekulasi di kalangan masyarakat. Hal yang menarik perhatian yaitu kemungkinan pertarungan ulang antara petahana dan mantan bupati Banyumas, yaitu Ir Achmad Husein dan Mardjoko. "Kalau memang terjadi, maka ini bisa dikatakan duel petahana jilid II. Dan ini yang menarik di pilkada Banyumas mendatang," kata pengamat politik Unsoed, Indaru Nurprojo kepada Radar Banyumas kemarin, (12/7). Meski demikian, hal itu masih kemungkinan. Mengingat, kata dia, semua hal bisa terjadi dalam dunia politik. Apalagi, baik Husein dan Mardjoko, sama-sama belum terang-terangan untuk maju kembali. SOSIALISASI PILKADA : Sejumlah parpol di Banyumas mengikuti sosialisasi Pilkada 2018 di Aula KPU Banyumas kemarin, (12/7). (DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADAR BANYUMAS) Menurutnya, dua tokoh tersebut memiliki kans cukup besar di masyarakat Banyumas secara keseluruhan. Sejauh ini Mardjoko masih bersikukuh untuk mendukung adiknya, Agus Wiharto (Mamung) untuk maju sebagai bakal calon bupati. Sedangkan Husein sejauh ini belum ada keterangan resmi mengenai keinginannya untuk maju lagi. Indaru menambahkan, bukan tanpa alasan jika keduanya akan menjadi pusat perhatian. Secara umum masyarakat Banyumas sudah cukup cerdas untuk menentukan pilihannya. Seperti diketahui, Mardjoko memiliki prestasi dalam beberapa pembangunan dan pengembangan di Banyumas. Meski demikian, Husein juga tidak bisa diremehkan, karena sejauh ini memiliki basis atau kantong-kantong tradisional di beberapa wilayah, termasuk popularitasnya yang juga masih tinggi. "Kalau Pilkada dilakukan hari ini, Husein akan sangat unggul. Sehingga lawan yang paling riil untuk bertarung dengan Husein, adalah orang yang pernah memimpin Banyumas, yaitu Mardjoko. Dan itu juga bisa dijadikan sebagai pembanding agar masyarakat bisa memilih dengan bijak," tegas dia. Tak hanya soal kemungkinan duel petahana jilid II yang akan tersaji dalam pergulatan pilkada Banyumas mendatang. Menurut Indaru, formasi politik ke depan juga menarik untuk ditunggu. "Pertanyaannya, koalisi parpol akan seperti apa, apakah PDIP akan maju sendirian, atau tetap berkoalisi. Lalu petahana nantinya mau lewat mana, apakah lewat PDIP lagi, atau justru dengan parpol lain. Calon dari PDIP juga menarik untuk dinantikan," tegasnya. Meski demikian, dia juga tidak bisa menepikan nama-nama lain yang bermunculan. Menurutnya, meskipun ada banyak nama yang muncul, termasuk Mamung, perlu energi yang cukup maksimal untuk mendongkrak popularitas, mengingat sejauh ini belum ada prestasi yang dilihat secara nyata oleh masyarakat. "Tapi ini menjadi tantangan parpol untuk menentukan pilihan. Sekarang banyak alternatif yang bisa dipilih. Namun harapannya juga ada kader partai yang terlibat, sehingga partai sebagai wahana kaderisasi tetap berkembang di Banyumas," jelas dia. Hal senada disampaikan pengamat politik lain dari Unsoed, Ahmad Sabiq. Secara umum, baik Mardjoko maupun Husein memiliki kans yang besar untuk maju kembali. Tidak hanya sudah dikenal luas oleh publik, prestasi keberhasilan keduanya juga diakui masyarakat. "Sekarang walau Mardjoko mendorong Mamung, justru parpol banyak yang mengincar Mardjoko untuk maju lagi. Termasuk peluang petahana untuk kembali maju, baik dengan formasi sekarang atau dengan formasi baru," ujar dia. Menurut pandangannya, Husein secara umum masih memiliki peluang besar kembali diusung oleh PDIP. Meski demikian, hal itu menjadi ranah dari parpol. "Nama lain bisa saja muncul, namun kurang menarik perhatian partai-partai. Karena dari sisi popularitas dan elektabilitas masih kalah jauh," tegasnya. Dengan waktu yang sudah tinggal mepet ini, lanjut Sabiq, kebanyakan partai cenderung akan mencari calon yang bisa langsung jalan dan bergerak, khususnya calon-calon yang punya peluang menang tinggi, yaitu tokoh yang sudah memiliki modal popularitas dan elektabilitas memadai. "Kalau calon baru, mereka masih perlu pengenalan di masyarakat. Sehingga akan sulit bersaing. Untuk kader muda partai yang juga sudah muncul, secara riil bisa saja tetap dipertimbangkan, namun tampaknya lebih cenderung masuk di bursa cawabup," pungkasnya.(bay/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: