Marjdoko Kenalkan Mamung Sebagai Balon Bupati Banyumas
PURWOKERTO- Mantan Bupati Banyumas mengenalkan Agus Wiharto (Mamung) kepada lima partai politik (parpol) sebagai bakal calon Bupati Banyumas. Dalam pertemuan yang dibalut silaturahmi pasca Lebaran, Sabtu (8/7) kemarin di Kediaman Mardjoko di Kelurahan Kober, Mamung memberikan sedikit paparan mengenai keinginannya untuk maju sebagai bakal calon bupati dalam Pilkada 2018 mendatang. Dalam paparan singkatnya, Mamung mengaku awalnya tidak berminat maju sebagai bakal calon. Meski demikian, melalui berbagai pertimbangan, akhirnya dia mencoba melakukan penjajakan secara individu ke masyarakat. Dan hasilnya dinilai positif, sehingga dia memantapkan diri untuk kemungkinan maju dalam Pilkada Banyumas nanti. PERKENALAN. Mamung (kiri) sedang memberikan paparannya kepada perwakilan parpol di kediaman Mardjoko, Sabtu malam kemarin "Penjajakan sudah saya lakukan hampir dua tahun terakhir. Namun itu saya lakukan secara individu, dan tidak membawa bendera apa-apa. Yang saya tawarkan saat penjajakan ke masyarakat yaitu pribadi saya, bukan karena embel-embel partai," ujarnya. Diakui, sejauh ini dia belum melakukan komunikasi dengan partai politik manapun, untuk kemungkinan maju Pilkada nanti. Sehingga pertemuan Sabtu malam kemarin dinilainya sebagai awal untuk membuka berbagai kemungkinan untuk maju melalui jalur parpol. Menurutnya, penjajakan yang dilakukannya secara individu tersebut dimaksudkan untuk mengukur diri sendiri. Karena menurutnya untuk maju diperlukan persiapan dan modal yang cukup. "Ibarantnya, kalau kita mau lomba renang, tapi tidak bisa renang ya jangan ikut. Kalau bisa renang pun harus latihan untuk mengukur diri. Kalau tidak mampu ya jangan ikut. Itu pola pikir saya, mungkin tidak sama kaya umumnya. Intinya jangan sampai konyol-konyolan," tegasnya. Ditanya mengenai keseriusannya untuk menjadi balon, Mamung mengaku masih terus melakukan penjajakan dan melihat respon masyarakat. Meski demikian, saat ditanya mengenai keinginannya maju lewat jalur parpol, dia menegaskan akan tetap mengikuti mekanisme yang ada. "Kalau mendaftar di parpol, ya saya ndaftar. Namun tergantung persyaratan parpolnya seperti apa. Oleh karena itu saya ketemu kader parpol malam ini (kemarin, red) karena saya memang ingin lewat partai. Kalau banyak yang belum mengenal saya, itu wajar, karena saya masih melakukan penjajakan di daerah-daerah. Saya juga belum pasang baliho, jadi wajar kalau banyak masyarakat yang belum kenal. Namun yang jelas saya sudah bergerak," ujarnya. Menanggapi hal tersebut, lima perwakilan parpol yang juga hadir memberikan tanggapannya secara terpisah. Meski demikian, kebanyakan menilai jika Mamung belum layak untuk maju dalam Pilkada Banyumas 2018. Perwakilan Gerindra, Yoga Sugama menjelaskan untuk maju sebagai bakal calon, parpol biasanya memiliki beberapa kriteria sebelum menunjuk siapa untuk menjadi balon yang siap diusungnya. Kriteria tersebut diantaranya tingkat elektabilitas dan popularitas di masyarakat. "Elektabilitas dan popularitasnya di masyarakat seperti apa. Saya juga kan masyarakat Banyumas, tapi saya belum pernah mendengar Mamung yang melakukan melakukan penjajakan atau semacamnya," jelas dia. Menurutnya, tahapan-tahapan untuk mencalonkan diri sebagai bupati atau wakil bupati, paling tidak sudah dilakukan secara masif, salah satunya dengan sosialisasi. "Sama seperti tahapan nyaleg, pertama kan sosialisasi dulu untuk mendongkrak elektabilitas. Karena masing-masing parpol pasti juga akan melihat elektabilitasnya terlebih dahulu," kata dia. Meski demikian, jika Mamung berniat menggunakan jalur partai untuk maju, Yoga mengusulkan untuk mencoba untuk berpartisipasi dalam pendaftaran calon bupati yang sudah dibuka Partai Gerindra. Ketua DPD PKS Banyumas, Setya Ari Nugraha menambahkan, sampai sejauh ini nama Mamung tidak masuk dalam radar PKS. Berdasarkan hasil penjaringan di tingkat internal beberapa waktu lalu, menurutnya ada 17 nama yang akan mulai dikaji secara mendalam, namun tidak ada nama Mamung. "Kita harus melihat dulu ukurannya seperti apa serta keseriusannya sejauh apa. Karena yang muncul di radar PKS untuk balon Pilkada nanti justru nama Mardjoko," tegasnya. Kader PKS, Ibnu Salimi menambahkan untuk maju dalam gelaran Pikada Banyumas, seorang kandidat harus memiliki modal dasar yang penting. Terutama untuk mengukur apakah yang bersangkutan lebih baik dari kandidat lain atau minimal memiliki visi yang sama untuk membangun Banyumas. "Modal dasar itu penting, tapi hasil penjajakannya seperti apa kan kita tidak tahu. Apakah bisa lebih baik dari Bupati sekarang atau bupati periode sebelumnya, atau bagaimana," ujarnya. Bendahara PAN, Abidillah Effendi mengaku kaget saat Mardjoko mengenalkan Mamung sebagai balon. Menurutnya, PAN memang pernah mendengar nama Mamung, namun bukan Mamung sebagai pribadi yang ingin maju di Pilkada Banyumas, melainkan Mamung sebagai adik mantan Bupati Banyumas, Mardjoko. "Ya ini cukup aneh. Ini kan sudah mau 'tarung'. Tapi kok malah mengeluarkan balon lagi," ujarnya. Sementara untuk Partai Golkar, sejauh ini belum memberikan keterangan secara resmi mengenai Mamung sebagai bakal calon ke depan, mengingat masih harus menunggu instruksi dari DPP. Meski demikian, secara pribadi Sekretaris DPD Partai Golkar Banyumas, Arief Dwi Kusuma Wardana mengatakan secara keseluruhan dia belum memahami karakter dan keseriusan Mamung untuk maju. Meski demikian, jika dilihat dari pertemuan awal kemarin dia menilai jika yang bersangkutan kemungkinan masih belum bisa bersaing dengan beberapa kandidat yang sebelumnya sudah muncul. Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan dari Partai Demokrat Banyumas, yang mengaku belum siap untuk membicarakan mengenai bakal calon lebih lanjut, mengingat Demokrat juga masih melakukan kajian dan penguatan internal partai.(bay/nun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: