Beras Jelek, Bupati Banyumas Ngadu ke Pusat

Beras Jelek, Bupati Banyumas Ngadu ke Pusat

Bulog: Sampel Tahun 2016 PURWOKERTO - Bupati Banyumas Ir H. Achmad Husein kesal saat menemukan stok beras sejahtera (Rastra) kualitas buruk di Gudang Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas, Jumat (2/6). Dalam pengecekan, terdapat beras berwarna kekuning-kuningan dan tidak sesuai kriteria atau melebihi ambang batas standart kelayakan yang ditentukan. CEK BERAS: Bupati Banyumas Ir H. Achmad Husein saat mengecek kualitas beras di Gudang Bulog Klahang, Jumat (2/6) kemarin. (MAULIDIN WAHYU/RADARMAS) "Di gudang Sokaraja secara visual masih lebih baik daripada bulan lalu. Tapi di sini (Gudang Klahang) masih sama dengan bulan lalu, waktu ada sidak DPR RI. Sehingga banyak yang komplain. Kalau seperti itu kan saya harus berjuang untuk menolak, tapi saya tidak mau menolak kalau tidak ada dasar. Makanya saya minta ini dicek speknya," kata Husein disela-sela pengecekan kualitas beras di Gudang Klahang, kemarin. Ia menjelaskan, kualitas beras yang dianggap layak seharusnya memenuhi standart yang ditetapkan baik butir menir di bawah 2 persen, maupun butir patahnya di bawah 20 persen. Namun setelah dilakukan pengecekan, kata dia kualitas beras di Gudang Klahang dianggap tidak layak karena butir menirnya sekitar 2,2 persen dan butir patahnya sekitar 26 persen. Melihat hasil pengecekan tersebut, Husein mengaku berhak menolak beras yang akan segera dibagikan dalam waktu dekat ini. Kendati demikian, ia akan berkoordinasi terlebih dulu dengan pemerintah pusat. "Di sini (Gudang Klahang) warnanya kuning, butir patah dan menirnya melebihi ambang batas atau tidak sesuai spek. Kalau tidak sesuai, secara hukum saya menolak sah-sah saja. Tapi sebelumnya kita laporkan dulu ke Kementerian dan DPR RI, apakah dengan data ini saya berhak menolak atau tidak," katanya. Menanggapi hal tersebut, Kepala Gudang Bulog Klahang Ahmad Ismail mengatakan, sample yang diambil untuk dicek merupakan stok lama. Diakui, di Gudang Klahang terdapat pasokan beras sebanyak 1.800 ton. Sebanyak 1.275 ton diantaranya merupakan pasokan tahun 2017, dan 530 ton sisanya pasokan tahun lalu. "Yang diambil sampling kebetulan pasokan 2016. Padahal kita sudah berupaya untuk perbaikan, mulai dari blower hingga poliser untuk warnanya sudah kita lakukan," jelasnya. Ia menambahkan, pasokan beras di Gudang Klahang biasa digunakan untuk penyaluran rastra di wilayah Kecamatan Sumbang, Purwokerto Barat, Purwokerto Utara, Purwokerto Timur, Karanglewas, Cilongok dan Banyumas. "Untuk pemeriksaan sample beras di Gudang Klahang masih secara manual," katanya. Sementara itu, selama ramadan ini, Bulog Subdivre Banyumas kebanjiran pesanan kebutuhan pokok. Seperti gula pasir, minyak goreng, bawang merah, bawang putih dan beras. Tercatat sampai saat ini, sedikitnya 20 ribu paket sembako telah dipesan dari berbagai instansi dan organisasi masyarakat. "Biasanya pesanan bahan kebutuhan pokok ini, untuk kegiatan pasar murah yang dilakukan sejumlah instansi atau ormas," kata Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog Subdivre Banyumas, M Priyono. Beberapa kebutuhan yang dipesan antara lain, gula pasir, minyak goreng kemasan, bawang merah, bawang putih dan beras. Jika dirinci untuk pesanan gula pasir sekitar 50 ton, minyak goreng kemasan 19.500 liter dan beras sekitar 50 ton. Sedangkan bawang putih stoknya 5 ton dan bawang merah 1 ton. Menurut Priyono, pesanan bahan kebutuhan pokok tersebut akan terus bertambah sampai mendekati Lebaran nanti. Mengingat, umumnya kegiatan pasar murah biasanya digelar saat mendekati Lebaran. Kendati demikian, dia menjamin persediaan bahan kebutuhan pokok di Bulog Banyumas masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan. Selain pesanan dari instansi dan komunitas masyarakat, pesanan dari mitra bulog yakni Rumah Pangan Kita (RPK) juga meningkat. Terutama untuk komoditas gula pasir dan minyak goreng kemasan. Ia menambahkan, sebagai upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan dan Lebaran, seluruh pegawai Bulog Banyumas juga diturunkan ke jalan untuk berjualan bahan pangan di pusat-pusat keramaian masyarakat. Seperti di pasar-pasar tradisional, GOR Satria Purwokerto, alun-alun, lingkungan kantor bulog, dan pusat keramian lainya. "Sejumlah komoditas pangan yang dijual diantaranya beras premium, bawang putih, bawang merah, gula pasir dan minyak goreng," tambahnya. Komoditas bahan pangan tersebut, lanjut dia harganya di bawah harga eceran pasar tradisional. Seperti harga bawang putih di jual Rp 38.000 per kilogram, padahal di pasar tradisional berkisar Rp 50.000 - Rp 60.000 per kilogram. Sedangkan bawang merah Rp 28.000 per kilogram dan gula pasir Rp 12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan Rp 11.000 per kilogram dan daging kerbau Rp 80.000 per kilogram. (why/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: