550 Meter Terowongan Notog Nonstop Dibor

550 Meter Terowongan Notog Nonstop Dibor

PURWOKERTO- Pembangunan terowongan kereta api di Desa Notog, untuk mendukung double track, dikebut. Pengeboran akan dilakukan dari dua arah. Satu titik 'inlet' (masuk, red) di Desa Notog, Patikraja dan satu titik 'outlet' di Desa Tambaknegara, Rawalo. Proyek mengebor bukit sepanjang 550 meter itu dilakukan 24 jam nonstop. Percepatan tersebut bukan tanpa alasan. Pengeboran terowongan tertunda dari jadwal yang direncanakan karena tingginya curah hujan. Dari jadwal, seharusnya pengeboran dilakukan awal April lalu. Namun baru terealisasi pada akhir April ini. "Pengeboran terowongan baru dilakukan di titik inlet, dan saat ini baru mencapai kedalaman 4 meter. Sedangkan untuk pengeboran dari titik outlet akan dimulai sekitar pertengahan Mei," ujar General Manager Infrastruktur PT PP (Persero), Apri Setiawan, kemarin. Dia mengatakan, panjang terowongan tersebut mencapai 550 meter dengan lebar dimensi mencapai 9,4 meter. Sedangkan untuk waktu pekerjaannya ditarget dua tahun, hingga Desember 2018 mendatang. Apri mengakui, tingginya curah hujan d sangat menganggu pekerjaan 'shotcrete' (penyemprotan beton) pada tebing di sekitar lokasi pengeboran. Namun demikian, dia memastikan saat pengeboran sudah mencapai kedalaman 10 meter maka kendala tersebut sudah dapat diminimalisir. "Untuk pengeboran terowongan kita target selesai pada bulan Desember 2017 atau Januari 2018 sehingga dapat segera dilakukan pengecoran beton pada dinding," tegasnya. Dia menambahkan, pengeboran akan dilakukan selama 24 jam. Selain untuk keamanan, terutama untuk mencegah longsoran batuan dan tetap menjaga agar batuan tidak terlalu lama terbuka, juga untuk mengejar target internal pengerjaan terowongan. Untuk teknis pengeboran, Apri mengatakan pihaknya tidak menggunakan peledakan maupun 'tunnel boring machine' (TBM) seperti proyek 'mass rapid transit' (MRT) di Jakarta. Pasalnya, kondisi tanah di lokasi proyek berupa batuan lapuk sehingga tidak memungkinkan menggunakan TBM. Sedangkan untuk penggunaan peledak dinilainya juga sangat berisiko dan dikhawatirkan terjadi longsor. Meskipun dalam satu kali peledakan bisa menggali sedalam 6 meter. "Pengeboran dilakukan secara manual dengan menggunakan 'twin header'," katanya. Seperti diketahui, dalam proyek pembangunan jalur rel ganda Purwokerto-Kroya akan dibangun terowongan baru untuk menggantikan terowongan yang ada saat ini, yakni terowongan Kalirajut dan Kebasen. Terowongan tersebut akan digunakan untuk dua jalur rel sekaligus. Rencananya, pengerjaan proyek rel ganda tersebut akan dilakukan selama dua tahun, yaitu hingga akhir tahun 2018. Harapannya, tahun 2019 rel ganda tersebut sudah bisa dioperasikan untuk keperluan transportasi kereta api.(bay/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: