Melihat Ibu-ibu PKK Kelurahan Kranji Belajar Membatik, Tetap Semangat Meski Berlepotan Pewarna
Ibu rumah tangga memang bertugas mengurus rumah tangga. Meski tidak ada salahnya jika membantu suami dengan bekerja. Seperti ibu-ibu di Kelurahan Kranji yang diajarkan membatik daripada ngerumpi. LAILY MEDIA Y, Purwokerto Terlihat beberapa kain yang sudah diberi motif dibentangkan di rangkaian kayu di halaman Balai Kelurahan. Ibu-ibu kemudian dibagi beberapa kelompok untuk mencoba membuat batik di kain tersebut. Semuanya tampak bersemangat. Meski sudah menggunakan sarung tangan, tetap saja mereka harus rela berkotor-kotor ria. Namun, semuanya gembira. Mereka juga tetap bersemangat. Apalagi setelah melihat hasilnya. Ada harapan bagi mereka yang memang serius untuk terus berlatih membatik. Meski tangan belepotan tinta pewarna, salah satu ibu rumah tangga dari RT 1 RW 6 Kelurahan Kranji, Rani tetap bersemangat mengikuti pelatihan membatik Batik Banyumasan. "Awalnya memang susah, tapi tidak boleh mnyerah karena ada pendampingnya dari perajin batik. Jadi tambah semangat," kata Rani. Pelatihan membatik tersebut diadakan Tim Penggerak PKK Kelurahan Kranji bekerjasama dengan perajin batik Cahaya Batik Desa Kediri, Karanglewas. Keseriusan warga mengikuti pelatihan ini, mendapat tanggapan positif dari Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Kranji, Kuswanti Nur Hasanah. Pihaknya sengaja memberikan pelatihan membatik untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, khusunya ibu rumah tangga. Sehingga dapat menghasilkan pendapatan sendiri, tanpa bergantung pada orang lain atau melakukan perbuatan yang kurang baik. "Dari pada waktunya digunakan untuk hal yang tidak penting, seperti ngerumpi atau menggosip, lebih baik dialihkan ke hal yang bermanfaat. Selain menyenangkan tentu dapat digunakan sebagai penambah penghasilan," tutur Kuswanti. Dari kegiatan ini, Kuswanti akan melanjutkan lagi ke tahap yang lebih tinggi. Harapannya, dengan memiliki keterampilan, makin banyak ibu rumah tanga yang mandiri untuk membantu perekonomian rumah tangganya. Menurut Kuswanti, prospek usaha batik masih terbuka lebar. Sebab, permintaan akan batik sendiri juga masih banyak. Dan jika dapat dimanfaatkan tentu ampu meningkatkan taraf hidup. "Inginnya tidak hanya keterampilan satu jenis, supaya semakin terasah kreativitas para ibu rumah tangga di sini," paparnya. (*/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: