Lebaran, 150 Pengunjung GS Dilayani 20 PSK

Lebaran, 150 Pengunjung GS Dilayani 20 PSK

PURWOKERTO - Baturraden ternyata masih menjadi daya tarik bagi pemudik. Tidak hanya lokasi wisatanya saja, tetapi juga Gang Sadar (GS). Bahkan dalam sehari, ada 150 orang pengunjung yang mendatangi GS. Ketua Paguyuban Warga Kost Baturraden, Amir mengatakan, peningkatan kunjungan wisatawan domestik selama liburan lebaran berdampak pada peningkatan kunjungan ke GS. Sejak Jumat (8/7) hingga Minggu (10/7), rata-rata perhari tingkat kunjungan ke GS bisa mencapai 150 orang. Mayoritas merupakan pemudik yang pulang kampung. LARIS MANIS : Gang Sadar menjadi salah satu tempat di Baturraden yang banyak dikunjungi pemudik. - DIMAS PRABOWO/RADARMAS "Hampir 70 persen pemudik. Sisanya baru orang luar kota," katanya, Senin (11/7). Sementara warga kost GS atau wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) masih banyak yang libur. Dari 100 warga kost yang terdata, baru 20 orang yang beroperasi. "Jadi, 20 warga kost ini yang melayani 150 pengunjung perhari," imbuh Amir. Dengan tingginya pengunjung yang datang ke GS, membuat perputaran uang dalam sehari mencapai puluhan juta. Bila tarif PSK rata-rata Rp 300 ribu, maka dalam sehari dapat ditaksir perputaran uang sekitar Rp 45 juta. Sedangkan pengunjung bisa mencapai 900 orang dalam rentang enam hari, sehingga perputaran uang yang terjadi mencapai Rp 225 juta. Sementara itu dikatakan, usai lebaran tidak semua warga kost kembali ke GS. Jumlah warga kost sering turun. Seperti tahun 2013 ada 150 orang, namun di awal tahun 2014 turun menjadi 70 orang dan pendataan terakhir sebelum Ramadan 2016 tercatat ada 100 orang. "Wajah baru juga muncul saat GS kembali beroperasi usai lebaran, dan kebanyakan mereka berasal dari lokalisasi dari luar kota. Semacam tambal sulam saja," katanya. Turunnya warga kost GS, karena banyak PSK yang mulai beroperasi sendiri. Mereka kebanyakan beroperasi di sejumlah hotel atau di sejumlah diskotik. Hal ini menurut Amir, berdampak negatif karena kontrol kesehatan PSK tak terpantau. "Fenomena yang terjadi saat ini memang banyak yang beroperasi di luar lokalisasi dan mereka kost di perkampungan. Kalau di GS sendiri ada cek kesehatan berkala sekaligus pendataan warga kost," ungkapnya. (ziz/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: