Realisasi Penyerapan Beras Rendah

Realisasi Penyerapan Beras Rendah

[caption id="attachment_95736" align="aligncenter" width="100%"] RENDAH : Tahun 2015, target penyerapan setara beras yang dilakukan Bulog tak memenuhi target. DOK/RADARMAS[/caption] PURWOKERTO - Realisasi penyerapan setara beras yang dilakukan Perum Bulog Subdivisi Regional IV Banyumas pada 2015 rendah. Dari target 75 ribu ton, Bulog hanya mampu melakukan penyerapan 60 ribu ton atau 80 persen dari target pengadaan beras. Menurut Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog Sub Divre Banyumas M Priyono, ada beberapa kendala yang mempengaruhi tidak tercapainya target penyerapan setara beras pada tahun lalu. Antara lain pengaruh cuaca yang menyebabkan musim tanam mundur dan turunnya kualitas gabah petani. Kualitas setara beras yang dipasok ke gudang Bulog, harus memenuhi persyaratan yang mengacu pada Inpres Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. "Dalam penyerapan setara beras, kami tetap mengacu pada inpres tersebut," katanya. Dalam inpres disebutkan harga pembelian gabah kering panen (GKP) dengan kualitas kadar air maksimum 25 persen, kadar hampa/kotoran 10 persen dengan harga Rp 3.700 per kilogram di tingkat petani, untuk pembelian GKG dengan kualitas kadar air maksimum 14 persen dengan hampa atau kotoran 3 persen dengan harga Rp 4.600 per kilogram di petani. Sedangkan pembelian beras dengan kualitas kadar air maksimum 14 persen, butir patah 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen, derajat sosoh minimum 95 persen dengan harga Rp 7.300 per kilogram di gudang bulog. Dia menambahkan, pihaknya tetap memprioritaskan kualitas produk saat melakukan pengadaan karena beras yang disimpan di gudang untuk digunakan dalam waktu lama. "Kami juga akan menolak beras dari mitra yang tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga ke depan tidak ada beras jelek," ujarnya. Sementara persediaan beras saat ini, lanjut dia, bisa mencukupi kebutuhan sampai Februari. Kebutuhan beras untuk wilayah eks Karesidenan Banyumas rata-rata 6.300 ton per bulan. Sementara pada awal tahun ini, Bulog tengah mempersiapkan diri untuk melakukan pengadaan setara beras. Karena diperkirakan panen di wilayah eks Karesidenan Banyumas akan dilaksanakan pada Maret. "Kami memperkirakan pada Maret di wilayah Banyumas Raya akan melakukan panen secara serentak. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pengadaan setara beras," ujarnya. (why/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: