Jarang Buka Mainan karena Dus Rusak Harga Turun
Gusti Aji Ismoyojati, Jadikan Diecast Sebagai Ladang Bisnis Tak selamanya hobi hanya menghabiskan uang. Gusti Aji Ismoyo (25) bisa mengubah hobinya ternyata miniatur mobil menjadi uang. ALI IBRAHIM, Purwokerto Sekilas, tumpukan mobil-mobilan kecil (diecast) di rumah Gusti yang berada di Kelurahan Kober RT 07 RW 01, Kecamatan Purwokerto Barat mirip mainan anak-anak. Namun bagi Gusti, koleksinya tidak hanya sedap dipandang, tapi juga jadi ladang bisnisnya. Ketertarikan Gusti pada diecast berawal saat melihat sebuat minitur mobil pada tahun 2011, saat jalan-jalan di Malioboro. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu juga yang dirasakan Gusti terhadap miniatur mobil tersebut. "Saya lihat ada diecast mobil kok dilihat enak, sangat detail. Dari situlah awal ketertarikan saya," katanya. Dari satu mobil, Gusti mulai "kecanduan". Bahkan kamarnya penuh sesak dengan diecast koleksinya. Sehingga Gusti mulai berniat untuk membuat koleksinya bukan hanya sekedar "uang mati". "Karena sudah penuh sesak dan keuangan juga sudah menipis untuk hobi, saya lalu berfikir menjualnya. Jadi istilahnya jual yang lama untuk beli yang baru," lanjutnya. Awalnya Gusti menjual mobil-mobilan koleksinya secara online, bahkan dia sempat menjadi reseller. "Alhamdulillah sekarang sudah bisa jualan sendiri," ujarnya. Diakui, mobil koleksinya memiliki berbagai ukuran dan harga yang bervariasi. "Semakin jarang mobil mainan (rare item) semakin mahal nilai jualnya. Selain itu, merek juga berpengaruh pada nilai jual diecast," terangnya. Menurutnya, diecast termahal yang dimiliki yakni miniatur mobil Batman Arkham Knight merek Hot Wheels Elite seharga Rp 2 juta. Keistimewaan dari koleksinya, jarang ada di pasaran serta mempunyai tingkat kedetailan. Dikatakan, harga diecast dipengaruhi kemasannya. "Kalau segel rusak atau dusnya rusak, kolektor pasti menawarnya dengan harga murah. Oleh karena itu, dalam membuka dus harus hati-hati, rusak sedikit rusak juga harga. Makanya terkadang saya biarkan saja di dus dan tidak dibuka," paparnya. Gusti menuturkan, bisnis yang dijalani terkadang menenui hambatan. Sebab, konsumennya terbatas yakni yang senang saja dengan diecast. "Omzet tidak menentu, karena sasaran hanya para penghobi. Kalau rata-rata bisa Rp 20 juta per bulan," tuturnya. Gusti mengatakan, saat ini sedikit diuntungkat dengan jumlah diecast collector yang mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari seringnya berbagai event yang diadakan di diberbagai kota. Seperti pameran mainan, arena balap (racing) hotwheels dan bertemunya komunitas pencinta mainan dalam acara gathering (sweep meet) yang secara periodik dilakukan. "Tapi event masih di kota-kota besar, jarang yang di wilayah kabupaten," terangnya. (*/sus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: