Redam Cuaca Panas saat Ibadah Haji, Perbanyak Es di Arafah
JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menjamin pelaksanaan haji tahun ini bakal berlangsung lebih baik dibanding musim haji tahun lalu. Terlebih, pelayanan dalam prosesi haji di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) mengalami banyak perubahan perubahan yang telah disepakati oleh pihak muassasah. Perubahan itu menyangkut urusan dapur kebersihan, dan tambahan layanan selama jamaah berada di Armina. Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil memperinci beberapa perubahan tersebut. Seperti, penyediaan dapur di setiap maktab yang lebih spesifik. Setiap maktab diberi dapur minimal dengan luas 64 meter persegi. Kemudian, dapur akan dilengkapi dengan kompor yang memiliki enam mata kompor. LATIHAN: Jamaah haji asal Banyumas saat latihan manasik haji di GOR Satria ''Sebelumnya, dalam aturannya hanya disebutkan secara garis besar. Untuk dapur misalnya, hanya dikatakan bahwa muassasah wajib menyediakan dapur tanpa rincian. Kali ini, kami meminta agar didetilkan dalam perjanjian,” tutur Abdul Djamil ditemui setelah rapat bersama Komisi VIII RI di kompleks parlemen, kemarin (21/7). Sedangkan untuk urusan kebersihan, Kemenag meminta muassasah membersihkan kemah pemondokan jamaah setelah selesai pendistribusian dan pengkonsumsian makanan. Selain itu, harus disediakan pula 30 tempat sampah tertutup dan kantong plastik sampah. Begitu tempat sampah penuh, muassasah harus segera membuang dan mengganti dengan yang baru. ”Kami juga minta adanya penambahan petugas kebersihan, untuk toilet. Karena jamaah pernah mengeluh akan kondisi toilet yang kurang bersih. Mereka sudah setuju, jumlah 10 tenaga kebersihan akan ditambah enam orang untuk kebersihan toilet,” paparnya. Sementara, untuk tambahan layanan akan diberikan berupa penyediaan es dalam termos di setiap maktab di Arafah. Di setiap maktab akan disediakan 35 termos dan maksimal 245 kantung es ukuran 5 kg per hari. Kemenag pun telah meminta adanya petugas untuk mengawasi air minum. Petugas berkewajiban untuk menambah air ketika persediaan habis. Masalah ketersediaan es dan air ini sangat penting bagi jamaah. Apalagi, cuaca saat musim haji diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius. Djamil pun memastikan langkah-langkah antisipasi sudah disiapkan pihaknya. Seperti, menyampaikan himbauan sosialisasi kepada calon jemaah atas kondisi tersebut. Calon jamaah diminta menyediakan sprayer dan hindarkan diri dari sengatan panas. ”Petugas kesehatan juga diminta intensif melakukan antisipatif. Seperti, menganjurkan jamaah untuk tidak banyak di tempat terbuka yang memungkinkan terkena sengatan panas langsung saat di Arab Saudi,” kata alumni IAIN Sunan Kalijaga itu. Djamil mengakui, perubahan pelayanan yang diberikan oleh pihak muassasah juga berdampak pada besaran logistik yang dibandrol. Bila tahun lalu, besaran biaya logistik hanya sebesar SAR 60 per jamaah menjadi SAR 100 per jamaah. Imbasnya, terjadi kekurangan dana untuk logistik tersebut. Menyiasati hal ini, Kemenag melakukan realokasi anggaran senilai Rp 13,851 miliar dari efisiensi bongkar muat, hotel di Madinah, hotel di Mekkah, upgrade naqobah, dan rumah cadangan di Makkah. Hal ini pun sudah mendapat lampu hijau dari Komisi VIII selaku mitra Kemenag. (mia/agm)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: