Di Balik Kejutan Bilqis Prasista di Uber Cup, Kami Sempat Larang karena Tahu Capeknya Jadi Atlet

Di Balik Kejutan Bilqis Prasista di Uber Cup, Kami Sempat Larang karena Tahu Capeknya Jadi Atlet

Joko Suprianto bersama dua putri kembarnya, Bilqis Prasista (paling kanan) dan Bilqis Pratista (dua dari kiri). (istimewa) Joko Suprianto dan Zelin Resiana yang sama-sama pernah menjuarai Piala Thomas dan Uber, semula meminta Bilqis Prasista menekuni pendidikan saja. Setelah mengalahkan pemain nomor satu dunia, Joko mengingatkan sang putri tentang konsekuensi ekspektasi publik yang jadi lebih tinggi. RIZKY AHMAD FAUZI, Jakarta SANG ayah mantan juara dunia, mantan pemain nomor satu dunia, dan tiga kali jadi personel tim juara Piala Thomas. Ibundanya juga bagian integral dari tim Uber Indonesia terakhir yang bisa jawara pada 1994 dan 1996. Tapi, keduanya sepakat melarang putri kembar mereka, Bilqis Prasista dan Bilqis Pratista, untuk menekuni bulu tangkis. Alasannya lebih pada karena ’’tidak tega’’. ’’Ya, waktu itu kan saya dan ibunya Bilqis sama-sama tahu betul bagaimana capeknya latihan (menjadi atlet),’’ ungkap Joko Suprianto, sang ayah. Joko dan sang istri, Zelin Rosiana, bagian dari masa kehebatan bulu tangkis Indonesia pada era 90-an. Dekade yang diwarnai keberhasilan merebut emas di Olimpiade 1992, 1996, serta 2000. Juga dominasi di Piala Thomas serta dua gelar terakhir Piala Uber yang berhasil direbut Indonesia. Toh pada akhirnya buah tak pernah jatuh jauh dari pohonnya. Kedua putri Joko tetap jatuh hati pada bulu tangkis. Dan, bertahun-tahun kemudian, di Impact Arena, Bangkok, Thailand, tempat Piala Thomas dan Uber 2022 dihelat, salah satu putri mereka, Bilqis Prasista, mencatat sejarah besar. Berperingkat 333, Bilqis yang di laga-laga sebelumnya hanya menjadi tunggal ketiga berhasil menundukkan Akane Yamaguchi, tunggal pertama Jepang sekaligus pemain tunggal putri nomor satu dunia, dalam duel terakhir fase grup. https://radarbanyumas.co.id/seusai-dibikin-malu-pemain-muda-indonesia-bilqis-prasista-akane-yamaguchi-libas-ratu-bulu-tangkis-taiwan/ Joko Suprianto bersama dua putri kembarnya, Bilqis Prasista (paling kanan) dan Bilqis Pratista (dua dari kiri). (istimewa) Keesokan harinya, Bilqis yang pada 24 Mei mendatang baru berusia 19 tahun itu mengajak He Bingjiao, tunggal kedua Tiongkok, peringkat ke-9 dunia, bermain rubber game. Kemenangan Sista –sapaan akrab Bilqis– atas Akane juga sangat mengejutkan sang ayah. ’’Jangankan mengalahkan, bisa bertemu Akane saja saya sangat kaget. Sebab, dari sisi peringkat kan dia pemain tunggal ketiga,” kata Joko. Sista bermain lepas, dengan pukulan-pukulan variatif, saat melawan Akane. Yang juga kemudian dia ulangi ketika menghadapi He Bingjiao, setidaknya di game pertama yang dia menangkan. ’’Di game kedua saya kurang sabar. Di game ketiga kaki saya juga sudah berat,” tutur Sista kepada tim Humas PBSI. Tim Uber Indonesia akhirnya memang terhenti di tangan Tiongkok pada perempat final. Tapi, dengan kekuatan terbelah karena lapisan pertama diturunkan di SEA Games, raihan tersebut sudah sesuai target. Mengulangi raihan di ajang yang sama tahun lalu ketika skuad Uber Merah Putih full team. Dan, Bilqis adalah salah satu bintang kecil yang bersinar terang. Joko ingat betul, saat sang putri ingin fokus 100 persen ke badminton, dia tak langsung mengiyakan. Pelatih di PB Victory, Jakarta, itu berunding dengan sang istri. Apakah memang Bilqis kuat di pelajaran yang membuatnya cenderung ingin sang anak fokus belajar? Joko Suprianto bersama dua putri kembarnya, Bilqis Prasista (paling kanan) dan Bilqis Pratista (dua dari kiri). (istimewa) Joko menyebutkan bahwa minat Bilqis di pelajaran memang ada. Tapi, akhirnya dia sadar. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimpahan juga. ’’Memang di olahraga ini dia lebih menunjukkan kemauan yang keras. Sebagai orang tua, melihat kemauan seperti itu, dan saya melihat dia ada bakat di situ, ya sudah akhirnya saya mengalah,’’ ujarnya. Namun, lagi-lagi, sejak dini Joko sudah menekankan bahwa menjadi atlet tidak mudah. Dia memberikan wejangan kepada sang putri tentang tanggung jawab dan tuntutan prestasi. Di sisi lain, menurut Zelin Resiana, mendiang ayahnya Sumeri adalah sosok yang bersikeras mengenalkan raket dan dunia bulu tangkis kepada cucunya itu. Bahkan sejak kecil, sang kakek sudah melihat bakat besar bulu tangkis pada diri Bilqis. Dia juga mengatakan kelak Bilqis akan menjadi juara dunia. Kata Zelin, gaya bermain Bilqis tidak mirip dengannya. Namun cenderung mirip Joko Suprianto. “Karakternya tenang. Kayak lemes, kayak nggak ada ekspresinya. Kayak bapaknya,” kata Zelin kepada Radar Semarang. Zelin pun berharap anaknya bisa melampaui dirinya secara prestasi. Namun dia selalu berpesan kepada Bilqis untuk tidak terbebani nama besar Joko dan Zelin. “Setelah Piala Uber jadi tahu apa yang harus dikuatin lagi. Stamina juga harus ditambah. Kelebihan kekurangan jadi tahu. Kalau teknik sih sudah oke,” katanya. Bilqis sendiri mendapat gemblengan dari beberapa klub bulu tangkis. Mulai dari PB Wiratama Magelang, PB Purnama Solo, Victory Jakarta, hingga akhirnya di PB Djarum sejak 2018 sebelum akhirnya masuk Pelatnas PBSI Cipayung. Joko Suprianto bersama dua putri kembarnya, Bilqis Prasista (paling kanan) dan Bilqis Pratista (dua dari kiri). (istimewa) Dia terpilih ke Cipayung berkat sederet prestasinya. Di antaranya, juara di Jakarta Junior International Series 2019 (U-17), juara tunggal remaja putri Djarum Sirnas Sumatera Selatan Open 2019, dan semifinalis Badminton Asia Junior Championships 2019 (U-17). Jarak antara Pelatnas PBSI di Cipayung dengan kediamannya di kawasan Cibubur yang sama-sama berada di Jakarta Timur sangat dekat. Itu memudahkan Joko untuk memantau perkembangan sang putri. ’’Saya bisa seminggu dua kali ke pelatnas. Tapi lebih ke sharing. Kalau keseharian Bilqis, saya sudah nggak hafal. Tapi, masih manja ya,’’ ujarnya seraya tergelak. Kala sang anak terpilih masuk tim Uber, Joko hanya mengulangi wejangannya seperti di awal sang putri ingin menggeluti bulu tangkis. ’’Harus lebih bertanggung jawab, terutama harus berani mati-matian. Semangat tidak mau kalah, itu saja yang saya tekankan,’’ ucapnya. Minarti Timur, mantan pelatih tunggal putri di Cipayung, menyebut para pemain tim Uber Indonesia, baik tunggal maupun ganda, menunjukkan tren positif. ’’Keberhasilan Bilqis mengalahkan Akane menunjukkan tak ada yang tak mungkin asal mau berusaha dan berdoa,’’ ujarnya. ’’Semoga PBSI juga bisa memberi lebih banyak jam terbang kepada para pemain. Biar bisa mendapat banyak pengalaman melawan para pemain elite dunia,” imbuhnya. Senada, Joko menyebut keberhasilan mengalahkan Akane membawa sang putri ke tangga ketenaran. Otomatis ekspektasi publik menjadi lebih tinggi. ’’Sekarang tugasnya harus lebih terfokus dan bekerja keras lagi untuk menjawab tantangan dan keinginan masyarakat banyak,’’ ucapnya. https://radarbanyumas.co.id/seusai-dibikin-malu-pemain-muda-indonesia-bilqis-prasista-akane-yamaguchi-libas-ratu-bulu-tangkis-taiwan/ Ya, agar bintang kecil Bilqis, juga para pemain lain, bisa kian terang bersinar. Sehingga kelak dahaga Piala Uber yang terakhir direbut di zaman sang ibu bisa dia akhiri bersama kawan-kawan segenerasi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: