Kawasan Lapak Baju Bekas Jl Suprapto Purwokerto, Riwayatmu Kini

Kawasan Lapak Baju Bekas Jl Suprapto Purwokerto, Riwayatmu Kini

MASIH SETIA: Karto Utomo (80) menata display barang dagangannya di kios sederhana di Gang Satu, Kebondalem Purwokerto (19/4). Warga Kelurahan Mersi ini mengaku sudah berjualan pakaian bekas ini selama 50 tahunan. DIMAS/RADARMAS Berburu Barang dari Orang yang Mau Pindahan TAK kurang 45 tahun lalu. Ada puluhan orang di Jalan Jenderal Suprapto yang menggantungkan hidupnya dengan menjual baju bekas. Kini, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. MAHDI SULISTIYADI, Purwokerto Salah satunya adalah Riswono (57) asal Karanggintung. Dia penjual baju bekas yang sudah puluhan tahun menempati lapak di jalan Jenderal Suprapto tersebut. Seingatnya, kawasan itu sudah ada sejak 1977. "Jadi dulu ada puluhan orang. Tak kurang 30 orang yang jualan di sini. Tapi sudah banyak yang meninggal. Kini tersisa sekitar 7 orang," katanya. Baju, celana, jaket, tas, olehnya dipajang di lapak sederhana. Beragam harganya. Tentu sangat murah. Dari Rp 5.000 sampai yang termahal Rp 75 ribu. "Saya dapat barang-barang ini biasanya dari rumah ke rumah. Atau yang mau pindahan ke luar kota tapi malas bawa baju banyak, biasanya dijual," kata dia. Laku tidak laku, memanglah urusan nasib. Namun baginya, menghadirkan kualitas yang baik harus diprioritaskan. Meski itu adalah barang bekas. Dalam sehari, tak mesti dia untung. Kalaupun untung, dia bisa membawa uang Rp 50 ribu - Rp 60 ribu ke rumah. Itupun kalau ramai. https://radarbanyumas.co.id/kaset-pita-ditengah-kemajuan-alat-pemutar-musik-sang-dj-nge-roll-pakai-pensil-nikmatnya-tak-terkira-di-purwokerto/ Tak jarang, dia pulang tak bawa uang sepeserpun. Bahkan pandemi pun mengusik pendapatannya. MASIH SETIA: Karto Utomo (80) menata display barang dagangannya di kios sederhana di Gang Satu, Kebondalem Purwokerto (19/4). Warga Kelurahan Mersi ini mengaku sudah berjualan pakaian bekas ini selama 50 tahunan. DIMAS/RADARMAS Biasanya, lapak-lapak di kawasan itu ramai pembeli saat sebelum Ramadan. Namun sejak ada pandemi, kebiasaan itu tak terlihat kembali. Pun sama dengan kawannya, Karto Utomo (80) dari Mersi. Dia sudah menghabiskan separuh lebih umurnya berjualan baju bekas. "Saya sudah 50 tahun jualan ini. Tadinya keliling, di jalan ini sudah 20 tahunan," kata dia. Tak berbeda jauh, soal pendapatan. Dia pun jika beruntung dan banyak pembeli, bisa Rp 100.000 didapatkannya. Itupun, kata Dia, sudah jarang terjadi. Salah satu pembeli, Muji (35) warga Purwokerto yang sengaja mampir ke lapak Karto yang baru buka itu mengatakan ingin mencari barang yang murah namun kualitasnya bagus. "Ya biar lebih irit saja. Selain itu juga membantu pedagang-pedagang yang ada di sini," katanya. Ini bukan kali pertama dia ke lapak barang bekas. Menurutnya tak masalah menggunakan baju bekas. https://radarbanyumas.co.id/riwayatmu-kini-taman-usman-janatin-semakin-memprihatin-satu-per-satu-ruko-pilih-tutup/ "Masih banyak barang-barang yang bagus di sini. Kalau baju biasanya saya buat di rumah," tuturnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: