Kaset Pita Ditengah Kemajuan Alat Pemutar Musik, Sang DJ Nge-Roll Pakai Pensil Nikmatnya Tak Terkira di Purwok

Kaset Pita Ditengah Kemajuan Alat Pemutar Musik, Sang DJ Nge-Roll Pakai Pensil Nikmatnya Tak Terkira di Purwok

DJ Kaset: Adit (kanan) dan Bagas (kiri) saat Perform di ITT Telkom Purwokerto. Dok Tak mudah menjadi berbeda. Namun, jika dilakoni dengan penuh rasa suka, berbeda memiliki nilai tersendiri. Seperti pemuda 29 tahun Aditya Palmai. Dia adalah Disjoki kaset pita. Disjoki kerenya dalam bahasa Inggris yakni Disc Jockey, atau yang punya singkatan DJ. MAHDI SULISTYADI, Purwokerto Berbeda dengan DJ pada umumnya yang bersanding dengan piringan hitam. Aditya lebih memilih menggunakan kaset pita. Puluhan kaset tersaji di meja beserta peralatan musik yang siap dimainkan. Dimanapun permintaan manggungnya dia terima. Tak harus di gemerlap diskotik yang penuh lampu sorot dan putar. Dia tak sedang menantang perkembangan zaman. Baginya, menikmati musik adalah kunci. Dia jatuh hati dengan ketidaksempurnaan yang dimunculkan kaset pita. "Kalau mendengarkan menggunakan kaset, suaranya memiliki khas. Memang tidak sesempurna yang digital, yang suaranya bersih banget. Kalau pakai kaset, lebih natural suaranya," kata Aditya. Ini memang hobinya, meski menjatuhkan hati menggunakan kaset pita baru seumur pandemi Ia lakoni. "Kalau sebelumnya masih pakai kaset CD," katanya. https://radarbanyumas.co.id/mengenang-tren-musik-era-2000-awal/ Bagi Aditya, selain menikmati suara khas dari kaset pita, ada hal lain yang membuat kaset pita ini spesial. Ialah bernostalgia masa kecilnya dulu. Yaitu menggulung pita kaset menggunakan pensil. Wuiih ini kenangan legend bagi anak 90an. DJ Kaset : Adit (kiri) dan Bagas (kanan) saat memilih lagu-lagu yang akan di putar sebelum tampil. Bagi Aditya, selain menikmati suara khas dari kaset pita, ada hal lain yang membuat kaset pita ini spesial. Ialah bernostalgia masa kecilnya dulu. Yaitu menggulung pita kaset menggunakan pensil. Wuiih ini kenangan legend bagi anak 90an. "Kalau pakai kaset, harus rol dulu. Kalau benerin kaset yang bundet, nge-rol pakai pensil yang dimasukan ke lubang. Itu adalah keasyikan tersendiri," kata dia diikuti tawanya. Memang, baru puluhan kaset yang Ia koleksi kini. Namun tak menutup kemungkinan jumlah itu akan terus bertambah. Toh, orang-orang yang menonton aksinya juga menyukainya. "Kalau kaset, kita menyesuaikan lagu. Paling lagu-lagu kisaran era 90an sampai awal 2000an. Sebab saat itu yang memproduksi kaset," ujar dia. Harga per kaset pita, saat ini dibandrol kisaran Rp 35.000 - Rp 50.000. Soal antusias orang yang memiliki hobi serupa dengannya, kini jarang sekali ditemui. Terlebih, kemudahan teknologi menjangkau banyak aspek kehidupan, salah satunya pada bidang musik. Maka orang-orang seperti Adit inilah yang kini sulit dicari. "Kalau saya main musik ini keluar, tidak sendiri. Saya juga bersama Bagas," kata dia. https://radarbanyumas.co.id/lantunan-musik-klasik-bikin-asyik-nostalgia-bersama-komunitas-analogkerto/ Soal teknik memainkan musiknya, kata dia, tak berbeda jauh dengan menggunakan kaset CD. "Hanya tinggal dikonversi saja, kalau dulu pakai piringan hitam, kini pakai kaset. Itu saja sih," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: