Muncul di Google Doodle, Siti Latifah Herawati Diah Wartawati Indonesia yang Diakui Dunia

Muncul di Google Doodle, Siti Latifah Herawati Diah Wartawati Indonesia yang Diakui Dunia

Siti Latifah Herawati Diah muncul di Google Doodle kemarin, Minggu (3/4). Dia adalah sosok wartawati Indonesia yang diakui dunia. Sebagai bentuk penghargaan, Google menampilkan gambar dengan 3 tampilan Siti Latifah Herawati Diah. Tiga gambar itu menunjukkan hari kelahiran Diah yang lahir pada 3 April 1917. Sepak terjangnya di dunia wartawan yang dimulai pada zaman penjajahan hingga era reformasi memang tak terbantahkan. Siti Latifah Herawati Diah dipilih Google Doodle hari ini untuk ditampilkan tepat di hari ulang tahunnya. Melansir dari Wikipedia, Herawati Diah adalah istri dari tokoh pers yang juga mantan Menteri Penerangan, BM Diah. https://radarbanyumas.co.id/pesan-jokowi-kepada-wartawan-di-hari-pers-nasional-2022/ Ayahnya bernama Raden Latip, dokter yang bekerja di Billiton Maatschappij, dan ibunya Siti Alimah. Herawati beruntung memiliki kesempatan mengeyam pendidikan tinggi di masa itu. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, dia melanjutkan ke Jepang di American High School di Tokyo. Atas motivasi besar dari sang ibunda, dia melanglang nun jauh di sana ke negeri Paman Sam untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York dan lulus pada 1941. Sosok Siti Latifah Herawati Diah ditampilkan Google Doodle hari ini. Sepak terjang wartawati Indonesia ini memang luar biasa. JPNN Jateng memberitakan, setahun setelahnya, Herawati memulai kariernya sebagai seorang wartawati di Indonesia zaman penjajahan. Dia bekerja sebagai wartawan lepas di Kantor Berita United Press International (UPI). Lalu, Herawati bergabung sebagai penyiar di Radio Hosokyoku. Jodoh yang digariskan tuhan untuknya tidak jauh dari pekerjaan. Sang suami pada waktu itu masih bekerja di Koran Asia Raja. https://radarbanyumas.co.id/pesan-jokowi-kepada-wartawan-di-hari-pers-nasional-2022/ Gender tak menjadi penghambat buat dirinya muncul di tengah-tengah sejarah. Pada 1 Oktober 1945, dia turut menyokong pendirian Harian Merdeka yang dibangun oleh suaminya. 10 tahun berselang, keduanya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, pada 1955. The Indonesian Observer bertahan hingga 2001, sementara Koran Merdeka berganti tangan pada akhir 1999. Siti Latifah Herawati Diah meninggal di usai yang hampir menginjak satu abad, tepatnya pada 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Tokoh Indonesia itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, bersanding dengan sang suami. (mar4/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: