77 Merpati Warna Warni Dilepas di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas

77 Merpati Warna Warni Dilepas di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas

TERBANG : Komunitas Tionghoa melepaskan burung merpati saat sembahyang ciswak massal di Tempat Ibadah Tri Dharma Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, Minggu (13/2). FIJRI/RADARMAS BANYUMAS - Sebanyak 1.200 orang peserta mengikuti sembahyang ciswak massal, dan ruwatan putra sulung massal di Tempat Ibadah Tri Dharma Klenteng Boen Tek Bio Banyumas. "Tapi yang hadir untuk sembahyang di Klenteng Boen Tek Bio sekitar 50 orang, dihitung dari jumlah dupa yang dipakai untuk sembahyangan hari ini (kemarin, red)," jelas Humas Klenteng Boen Tek Bio Banyumas Sobita Nanda, Minggu (13/2). Dari tahun ke tahun, hewan untuk ciswak berupa sepasang burung merpati putih dilepas di altar Tuhan Allah. Sebagai perlambangan ketulusan hati memohon berkah keselamatan. Di kehidupan, usaha, bisnis dan mata pencaharian. Sebanyak 77 ekor merpati warna warni dilepas di halaman belakang Klenteng Boen Tek Bio Banyumas. Merpati warna warni melambangkan berbagai permohonan dari peserta ciswak massal putra sulung massal. "Semua mintanya keselamatan dari permasalahan berbagai macam yang dihadapi kita sebagai umat manusia," terang Sobita usai kegiatan. Pada sembahyang ciswak massal Klenteng Boen Tek Bio Banyumas kali ini menerapkan protokol kesehatan corona virus ketat. Peserta wajib memakai masker. Bagi yang tidak membawa masker tidak diperbolehkan mengikuti sembahyang. Tidak diperbolehkan masuk ke wilayah lingkungan klenteng. Selain itu, aturan jaga jarak sangat diperhatikan. Sehingga, satu ruangan hanya diisi 10 orang. Selebihnya, berada di luar. Pantauan Radarmas di lokasi, selama berlangsungnya acara sembahyang. Semua peserta mentaati aturan protokol kesehatan. https://radarbanyumas.co.id/jalin-kebersamaan-lewat-seni-tradisional-di-klenteng-hok-tek-bio-purbalingga/ Peningkatan kasus covid-19 di Kabupaten Banyumas, berdampak pada terbatasnya interaksi peserta sembahyang. Jika biasanya setelah sesi melepas merpati dilanjutkan makan bersama peserta sembahyang di ruang makan klenteng. Kali ini makan dikemas dalam wadah dan dibagikan. Tidak ada makan bersama untuk menghindari kerumunan terlalu lama. "Semoga kita semua diberi kesehatan dan keselamatan. Sehingga, tahun depan bisa bertemu kembali di klenteng," harap Sobita. Peserta sembahyang datang dari berbagai kota. Antara lain Wonosobo, Purbalingga, Purwokerto, Tegal, Yogyakarta, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Semarang, Bandung, Jakarta, dan Surabaya. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: