Mendengar Cerita Joned, Pemilik Merpati Kolong yang Pernah Laku Rp 1,5 Miliar, Sudah 21 Tahun Tekuni Hobi

Mendengar Cerita Joned, Pemilik Merpati Kolong yang Pernah Laku Rp 1,5 Miliar, Sudah 21 Tahun Tekuni Hobi

Joned saat ditemui di penangkaran merpatinya, Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. (NANANG RENDI AHMAD/JAWA POS RADAR SEMARANG) Hobi merpati kolong tidak bisa dianggap sepele. Jika ditekuni bisa menjadi ladang penghasilan. Bahkan, satu merpati kolong dengan kualitas bagus bisa terjual dengan harga Rp 1,5 miliar. Sangat fantastis. Ya itulah burung merpati bernama Jaguar milik Muhammad Joned, 37, warga Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan. Bagi pecinta merpati kolong namanya sudah tidak asing lagi. Tangan dinginnya sudah melahirkan merpati kolong berprestasi dengan nilai ekonomi fantastis. September 2021 Ia melepas salah satu burung merpatinya seharga Rp 1,5 miliar ke ke tangan penghobi asal Jakarta. Burung merpati itu bernama Jaguar. “Sebelumnya ada merpati bernama Qiu-Qiu sudah dilepas dengan harga Rp 500 juta,” akunya. Hasil fantastis itu tidak diraih Joned raih secara instan. Butuh waktu puluhan tahun untuk menghasilkan merpati-merpati jagoan. Dengan prestasi mentereng dan kualitas yang lebih dibandingkan yang lain. “21 tahun saya bergelut dengan hobi merpati kolong ini,” akunya. Merpati kolong hanya sebutan. Merpati ini dilombakan kejuaraan “kolongan”. Kolong berarti empat bambu tinggi yang dipasang menjulang membentuk persegi. Kemudian bambu-bambu itu dihiasi dengan tali dengan pernak-pernik berwarna merah-putih. Itulah yang menjadi arena perlombaan. Bentuknya seperti kolongan. Merpati jantan diterbangkan dari kejauhan. Sedangkan betina dipegang si pemilik untuk memancing merpati jantan mendarat dari udara. Dengan teknik tertentu, si pemilik akan berupaya merpati jantan mendarat dengan masuk ke arena kolongan. Jika di luar kolongan, maka gagal. Yang menang merpati yang mendarat dengan menukik dan yang paling cepat. Sebelumnya, Joned hanya seorang pemuda yang demen bermain burung merpati kolong. Karena hobi, ia mempelajari semua tentang merpati kolong secara otodidak. Mulai cara merawat sampai melatih semua didapatkan dari pengamatan dan ketekunan. Disitulah, Joned kerap meraih juara di berbagai perlombaan. Merpati miliknya mulai banyak dilirik. Termasuk telurnya. “Karena gen atau trah merpati bagus, telurnya nanti juga akan menghasilkan merpati bagus,” ucapnya. Untuk menghasilkan merpati berkualitas, tidak gampang. Ia harus memiliki penangkaran khusus. Perawatan membutuhkan banyak biaya. Mulai dari pemberian vitamin, sampai perlakuan-perlakuan khusus. “Maaf, tapi saya tidak bisa sebutkan. Itu rahasia,” katanya sambil tersenyum. Merpati Jaguar sebelumnya ditawar Rp 600 juta tapi Joned tidak melepas. Kemudian ditawar lagi sebesar Rp 1 miliar. Tetapi tetap ditolak. Lalu ia ditanya berapa harga pas untuk Jaguar. “Saya jawab Rp 1, 5 miliar. Dia berani. Ya sudah saya lepas, deal,” tambahnya. Sebenarnya ia berat melepas Jaguar. Sempat menyesal dan sempat tak bisa tidur semalaman. Karena Jaguar sudah mempunyai banyak prestasi dan sudah bersamanya selama bertahun-tahun. Sudah meraih puluhan piala. https://radarbanyumas.co.id/wow-burung-merpati-bernama-rampok-dibeli-seharga-rp-2-miliar-istimewa-di-berbagai-lomba-karena-punya-empat-keistimewaan/ “Saya sayang Jaguar. Prestasinya luar biasa. Tapi bagaimana lagi,” ungkapnya. Joned memiliki 25 ekor merpati dari trah juara. Semua terus mendapatkan perawatan spesial dan terus dilatih. Sekarang banyak orang yang melihat kesuksesan dan prestasi Joned. Padahal semua itu diraih dengan proses panjang dan berliku. “Kalau saya semua butuh proses, tidak langsung sukses. Saya memulai semua dari hobi dengan merpati,” tambahnya. (nra/fth/radarsemarang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: