Curhatan Lewat Mural Hilang Sebelum 24 Jam

Curhatan Lewat Mural Hilang Sebelum 24 Jam

GANTI: Pengguna jalan melintasi tembok bergambar kampanye anti Narkoba karya Mufty, di jalan A Yani, Purwokerto (1/9). Sebelumnya (awal juli lalu), Mufty menggambar seorang anak yang sedang makan disertai tulisan. Namun belum 24 jam tulisan tersebut dihapus dengan cat semprot warna hitam, menyisakan gambar. PURWOKERTO - Akhir-akhir ini ramai tentang mural dalam bentuk kritik yang dihapus. Itu pun terjadi di Purwokerto. Awal PPKM lalu, salah satu seniman mural bernama Mufty (29) menyuarakan kegelisahannya melalui mural. https://radarbanyumas.co.id/polisi-kejar-pelukis-mural-di-dinding-ini/ Namun, tak sampai 24 jam mural tersebut ditutupi cat. Mural tersebut berisi tulisan "Weteng Ngelih Pikiran Ngalih". "Saya buat malam, terus besoknya, tidak sampai 24 jam, sudah ditutupi cat hitam," katanya. Menurutnya, dia menumpahkan tulisan tersebut karena banyak kegelisahan atau curhatan yang didengar dari masyarakat sekitar. Lalu, Ia tuangkan itu dalam bentuk karya. "Bisa diartikan bahwa ketika perut lapar, pikiran bisa kemana-mana. Bisa juga berpotensi pada kejahatan kriminal," kata dia. Meski kini mural sedang ramai diperbincangkan, bahkan tulisannya juga dihapus, dia mengaku tak gentar. Masih ada beberapa kritikan lagi yang hendak dia tuangkan dalam bentuk mural. Dia mengaku, tak selalu karyanya adalah sebuah kritikan. Dulu, awal mula pandemi masuk Banyumas, Ia bahkan menuangkan karyanya dalam bentuk sebuah himbauan untuk taat protokol kesehatan (prokes). Ia tak menampik, jika soal kritikan yang dibuat dalam bentuk mural, di Purwokerto memang masih minim. "Ada rencana untuk membuat pada tempat lain. Ada beberapa kritikan yang masih terpendam, seperti soal bantuan sosial (bansos)," tandasnya. (mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: