Realisasi KUR BNI Baru Tembus Rp 1 Triliun

Realisasi KUR BNI Baru Tembus Rp 1 Triliun

SURABAYA - Penyaluran kredit usaha rakyat di PT Bank Negara Indonesia baru 60 persen dari alokasi Rp 1,75 triliun hingga akhir Juni lalu. Padahal, BNI dituntut menyalurkan 100 persen kredit KUR pada September tahun ini. CEO BNI Region Surabaya Risang Widoyoko menyatakan, kredit yang disalurkan pada semester satu mencapai Rp 1,04 triliun. Padahal, BNI menargetkan realisasi KUR mencapai 80 persen hingga akhir Juni. ’’Memang lambat, tapi semua harus tersalurkan sebelum Desember,” katanya kemarin (14/7). KUR-bni_2016 Hal yang sama terjadi pada kinerja KUR BNI secara nasional. Di antara alokasi KUR Rp 11,5 triliun, baru Rp 6,7 triliun atau 58 persen yang direalisasikan. Menurut dia, lambatnya realisasi KUR disebabkan fokus BNI yang lebih menyasar KUR ritel yang plafonnya di atas Rp 25 juta–Rp 500 juta. Pasar di segmen itu memang potensial, namun demand-nya tidak setinggi KUR mikro yang plafonnya di bawah Rp 25 juta. Selain itu, BNI berpengalaman bekerja sama dengan koperasi dalam penyaluran KUR. Tapi, koperasi tersebut tidak punya manajemen yang baik sehingga kolektibilitasnya buruk. Untuk mempercepat penyaluran KUR, BNI akan menggandeng bank perkreditan rakyat (BPR) dengan pola linkage. ’’BNI mengadakan perjanjian dengan Perbarindo (Perhimpunan BPR Indonesia, Red) secara nasional. Namun, di Jatim, kami belum mengeksekusi. Sebab, kami masih melihat BPR mana yang kualitas kreditnya bagus,” terangnya. BNI selektif memilih BPR yang akan menjadi mitranya dalam menyalurkan KUR. Risang mensyaratkan, BPR itu harus memiliki angka non-performing loan (NPL) di bawah dua persen. BNI juga menambah unit penyaluran KUR yang saat ini masih 17 unit di Jatim. Hingga September 2016, BNI menambah delapan unit penyaluran KUR. Selain itu, BNI bekerja sama dengan koperasi petani tebu milik PT Pabrik Gula Rajawali I dan PT Perkebunan Nusantara XII. (rin/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: