Laut Indonesia Dalam Masalah Karena Sampah

Laut Indonesia Dalam Masalah Karena Sampah

KOTOR: Sampah plastik menumpuk di pinggir laut kawasan Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Senin (29/7/2019). JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu kontributor sampah plastik ke laut terbesar selain Tiongkok dengan estimasi 480 ribu sampai 1,29 juta metrik ton per tahun. Masalah sampah di Indonesia umumnya disebabkan oleh aktivitas antropogenik dari darat yang kemudian masuk ke laut melalui sungai yang ada. https://radarbanyumas.co.id/ecobrik-kian-gencar-warga-khawatir-sampah/ Data menunjukkan, sebanyak 80 persen sampah laut berasal dari sampah yang dihasilkan di daratan yang berasal dari kegiatan antropogenik manusia. Sementara itu, sampah asli yang dihasilkan dari aktivitas laut sendiri hanya sejumlah 20 persen. "Kondisi-kondisi seperti ini yang perlu kita kelola dengan baik, yang direfleksikan dalam langkah-langkah komunikasi, informasi, dan penyadar-tahuan atau edukasi (KIE)," ungkap Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo Septriana Tangkary, Jumat (24/9). Selanjutnya, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf menyampaikan, berdasarkan laporan International Coastal Cleanup 2018, dari total sampah yang terkumpul sebesar 20.824.689 jenis sampah menyebutkan sampah puntung rokok menempati posisi pertama dengan jumlah 2.412.151. Sementara sisanya adalah sampah pembungkus makanan dan sampah plastik berupa botol minuman, kantong keresek, sedotan plastik, wadah plastik, tutup minuman plastik dan styrofoam. "Yang harus kita lakukan dalam menangani sampah, antara lain mengurangi penggunaan produk sekali pakai (reduce), menggunakan ulang (reuse), mendaur ulang (recycle), mendukung dan turut serta dalam gerakan penghentian dan pencegahan produk-produk sekali pakai (refuse), dan perubahan mindset masyarakat bahwa laut bukan ‘keranjang sampah’ (rethink)," ungkap Yusuf. Yusuf mengimbau agar masyarakat bersama-sama melindungi laut Indonesia dari sampah agar laut bersih, ekosistem laut sehat, ikan melimpah dan masyarakat sejahtera. Sementara itu, Ketua Trash Hero Indonesia I Wayan Aksara mengimbau kepada para generasi milenial untuk jangan berpikir mengelola sampah, tapi mulailah berfikir cara mengurangi sampah. Kata dia, fokus penanganan sampah sebaiknya dilakukan dari hulu agar tujuan untuk mengurangi sampah tercapai. "Jika masyarakat semakin sadar akan bahaya plastik dan mengurangi penggunaannya dalam kegiatan sehari-hari, maka produksi sampah pun akan semakin berkurang. Produksi sampah yang dapat diminimalisir dapat membuat beban pengelolaan sampah di hilir akan semakin kecil," tandas dia. (sai/ban/jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: