Natal Tahun ini Berbeda Rasa, Pilih Stay di Rumah di Purwokerto, Beribadat Mulai Online Sampai Outdoor

Natal Tahun ini Berbeda Rasa, Pilih Stay di Rumah di Purwokerto, Beribadat Mulai Online Sampai Outdoor

LAPTOP: Deogratias (2), putra pasangan Wilibordus dan Lucia dengan hikmat memandang layar laptop yang menayangkan Misa Natal secara daring dari rumahnya, di Desa Karangrau, Sokaraja (25/12). Foto Dimas Prabowo/Radar Banyumas Natal tahun ini berbeda rasa bagi Wilibrodus Megandika (32). Warga Karangrau Sokaraja itu tak berangkat ke gereja. Wilibrodus sekeluarga takzim menghadap layar laptop. Mereka mengikuti gereja yang menyiarkan streaming. Tak semua umat diijinkan beribadat digereja karena pandemi. Natal ala pandemi ini, menurut Wilibrodus (32) jelas berbeda. https://radarbanyumas.co.id/gereja-katedral-purwokerto-tidak-menerima-jemaat-luar-kota/ Sebetulnya dia diijinkan ke gereja karena memenuhi syarat. Namun mengingat ada anaknya yang masih kecil, Wilibrodus memutuskan beribadat melalui streaming. "Ada batasan umur, yang di bawah 10 tahun dan di atas 65 tahun tak boleh ke gereja karena rentan," ujarnya. Di tahun-tahun sebelumnya, dia dan keluarga kerap merayakan Natal di Jogjakarta. Bahkan disambung hingga perayaan tahun baru. Namun, dalam upaya untuk memutus penyebaran covid-19, Wilibrodus memilih tetap berada di Purwokerto. Saling sapa dengan keluarga melalui Daring. "Harapannya semoga pandemi cepat selesai. Vaksin ada. Sehingga kami bisa beribadat kembali ke gereja. Ketemu langsung. Sudah rindu beribadat di Gereja," harapnya. Sementara itu, di Gereja Katolik Santo Lukas Sokaraja, ibadat dilakukan di belakang gereja secara outdoor. Jamaat duduk di kursi yang berjarak satu sama lain. "Jam 7.15 umat datang. Kita tutup pintu gerbang. Cuci tangan, cek suhu, dan jaga jarak," kata Beny Santoso Panitia Natal. Beny menambahkan, selama masa covid-19 ini, dan selama tidak hujan ibadat selalu dilakukan di kebun. Sebelum pandemi hal seperti itu tidak pernah dilakukan. "Kursi kita tata jaraknya. Ada batasan usia di bawah 10 tahun tidak boleh ikut. Maksimal 70 tahun. Itupun dengan syarat tidak memiliki komorbid. Kuota juga dibatasi hanya 200 jamaat," tutur dia. Sedangkan di tahun-tahun sebelumnya, pada saat Natal bisa sampai 270-an. Sedangkan tahun ini, yang melakukan ibadat di gereja tersebut sekitar 162 umat. "Tadi hanya ibadat saja. Biasanya selesai ibadat ada acara makan bersama. Lalu pertunjukan anak-anak. Tapi tadi ditiadakan," tutur dia. Sebelumnya, Pastor Kepala Paroki Gereja Katedral Kristus Raja, RD Sulpicius Parjono Pr mengatakan, dalam upaya mendukung pencegahan covid, ibadat di Gereja Katedral diperuntukkan bagi umat yang ada di Purwokerto. "Sedangkan yang di luar kota, supaya mereka tidak mudik. Beribadat ditempat masing-masing. Di Jakarta yasudah di Jakarta saja. Tidak perlu mudik," tuturnya. Batasan umur juga diterapkan. Untuk umum yaitu 10 tahun - 70 tahun. Selain itu, juga diadakan perayaan Misa khusus anak-anak. Anak-anak ini 5-10 tahun. Khusus anak-anak dengan orang tua. Tidak ada orang lain yang ikut. Sedangkan untuk lansia diatas 70 tahun dan sehat, diberi waktu tanggal 26 siang. "Perayaan diusahakan sederhana. Misal nyanyian yang biasanya dinyanyikan itu tidak. Yang dinyanyikan yang paling pokok. Sedangkan yang tambahan-tambahan itu ditiadakan. Untuk mengurangi durasi waktu," tandasnya. (mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: