Kisah Nidun, Warga yang Terdampak Hujan Deras, Bersyukur Masih Selamat, Meski Rumah dan Tiga Motor Hanyut
SENYUM: Nidun (baju hijau) mengambil puing sisa rumahnya yang hanyut terbawa derasnya aliran Sungai Pangkon. Meski rumahnya hanyut, Nidun masih tetap senyum. AAM/RADARMAS Hujan deras pada Rabu (2/12) malam, mengakibatkan bencana banjir di beberapa wilayah. Sungai pun meluap. Seperti Sungai Sungai Pangkon Desa Tambaksari Kidul RT 1 RW 1, Kecamatan Kembaran. Nidun tengah sibuk. Dibantu beberapa warga sekitar ia mengambil puing sisa rumahnya. Hujan deras pada Rabu malam, (2/12), mengakibatkan rumahnya hanyut terbawa derasnya aliran Sungai Pangkon yang meluap. https://radarbanyumas.co.id/dua-rumah-terseret-arus-sungai-pelus-kembaran-tiga-orang-hanyut-terselamatkan-di-pinggir-tebing/ Rumahnya hanyut tidak jauh. Hanya selemparan batu. Tapi ia masih bisa tersenyum. Juga bersyukur. Istri dan cucunya selamat. "Alhamdulillah selamat semua," katanya diiringi senyum simpul. Nidun bercerita, hujan pada Rabu malam memang sangat deras. Bahkan jadi yang paling deras. Rumahnya terletak di sebelah Barat Sungai Pangkon. "Pertama dari sana (arah Utara) air sudah terasa, lama-lama meluber. Itu sekitar jam 19.00 banjir besar. Biasanya hujan deras memang meluber," tuturnya. Luberan air , biasanya hanya sampai samping rumahnya. Namun, malam itu berbeda. Luberan air makin meluas, seiring dengan hujan yang kian deras. "Air masuk sekitar jam 19.30. Begitu air masuk ke rumah saya masih didalam rumah. Tapi lama-lama air tambah tinggi saya keluar," paparnya. Sadar air semakin tinggi, ia bergegas keluar. Tidak lupa ia membangunkan istri juga cucunya. Harta benda lainnya tidak sempat ia selamatkan. Semua hanyut. Termasuk tiga motor miliknya. "Tidak, tidak ada yang dikeluarkan. Yang penting pada selamat," ucapnya. Ternyata motor miliknya masih bisa ditemukan karena hanyutnya tidak jauh. Hanya beberapa puluh meter. "Motor tiga hanyut, tapi sudah ketemu. Motor dan lemari hanyut sekitar 50 meter," jelasnya. Total kerugian tidak dihitung. Asal keluarga selamat ia sudah sangat bersyukur. Sementara itu Ridah, istri Nidun mengatakan, musibah itu terjadi perlahan. Rumahnya tidak langsung hanyut begitu saja. Kejadian tersebut juga menjadikan jembatan yang ada semalam tidak terlihat. Karena tertutup derasnya air. "Rumah tidak langsung roboh, tapi pelan-pelan. Barang dagangan saya hanyut. Dagangan jajanan," paparnya. Ia mengaku trauma. Cucunya bahkan terus menangis, karena rumahnya sudah tidak ada. "Sedang tiduran. Kalau tidak dibangunkan saya bisa hanyut. Lalu saya langsung lari. Saya takut cucu saya nangis terus. Biasanya banjir. Ini banjirnya paling besar. Saya trauma, tidak mau disini lagi. Sementara tinggal di rumah saudara," paparnya. Terpisah Sekretaris Desa Tambaksari Kidul Warsono mengatakan, pihaknya sudah melapor kepada kecamatan. "Melaporkan kejadian ini ke pihak kecamatan. Kemudian, di intern masyarakat desa diimbau kepedulian membantu korban yang terkena musibah itu," ujarnya. Dikatakan Warsono, selain rumah hanyut, banjir juga menyebabkan kolam ikan hilang. "Bukan hanya pemilik rumah. Pemilik kolam juga terdampak. Ada enam pemilik kolam. Satu pemilik kolam bisa punya lebih dari satu kolam. Kerugian belum bisa ditaksir," jelasnya. (aam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: