Selamat Mudik, Hati-Hati di Jalan

Selamat Mudik, Hati-Hati di Jalan

Selamat-Mudik,-Hati-Hati-di-Jalan Puncak Mudik Diprediksi Nanti Malam JAKARTA – Jalur utama pemudik Lebaran diprediksi lebih lengang tahun ini. Pemicunya libur panjang Lebaran selama sembilan hari. Pemudik punya waktu lebih lama menempuh perjalanan pulang ke kampung halaman masing-masing. Libur lebaran 1 Syawal 1437 H sebenarnya pada Rabu-Kamis, 6-7 Juli saja. Tapi ada cuti bersama pada Senin dan Selasa serta Jumat. Plus libur tambahan akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Mulai kemarin (1/7), pemudik sudah terlihat mulai menapaki jalur utama mudik. Mobil mulai mengarah ke luar kota melalui gerbang Tol Cikarang Utama. Pantauan lapangan, meski geliat mudik meningkat namun arus lalu lintas masih lancar. Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan bahwa pemerintah ingin memecahkan persoalan yang selama ini kerap terjadi selama mudik Lebaran. Yakni, kemacetan dan kecelakaan di jalan harus diminimalkan. Salah satu caranya dengan menambah libur Lebaran. Sehingga, masyarakat punya waktu lebih panjang untuk mudik dan balik dari kampung. ”Sekarang 9 hari karena ada Sabtu Minggu. Itu kan luar biasa sehingga tidak bertumpuk. Dulu orang bertumpuk,” ujar JK di kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara, kemarin (1/7). Dia menuturkan dari tahun ke tahun persoalan yang muncul selama mudik Lebaran itu berbeda-beda. Dulu, soal transportasi umum seperti kereta api dan bus yang disesaki oleh pemudik. Kini kondisinya memang jauh lebih baik. Naik kereta api hanya mereka yang telah memiliki tiket. ”Dulu foto (di media massa, red) anak-anak dimasukan kereta api lewat jendela. Atua bus yang menunggu lama dan orang marah-marah,” sambung JK. Masalah pada 1990an itu kini berangsur tidak ada. Masalah utama kini kemacetan. JK menyebut makin banyak kendaraan yang berada di jalan raya itu bukti kalau ada kemajuan ekonomi. Buktinya orang bisa membeli kendaraan pribadi. ”Yang dulu naik kereta api kini naik mobil. Masalahnya kini beralih ke kemacetan,” tutur JK. Kemacetan parah itu membuat pusing. Bahkan muncul di pemberitaan, pemudik sampai sehari semalam di perjalanan karena macet. Mereka pun tidak bisa berkumpul bersama dengan orang tua pada hari Lebaran. ”Akhirnya lebaran di jalan,” imbuh pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan itu. Solusi untuk kemacetan di jalan itu dibuatkan jalan tol baru. Tapi, lantas muncul persoalan baru lagi. Kendaraan akan antre lama masuk gerbang tol. Untuk mengambil kartu masuk tol, dibutuhkan waktu setidaknya 30 detik. Bayangkan kalau kendaraan yang lewat itu satu juta kendaraan. ”Makanya diubah ke elektronik,” tutur pria yang dua kali jadi Wakil Presiden itu. Tahun ini, kemacetan itu diharapkan bisa dikurangi. Warga bisa mulai mudik sejak kemarin atau semalam. Ada waktu empat hari sebelum hari H lebaran. ”Jadi ini soal pengaturannya saja. Mudah-mudahan tahun ini lebih aman dan lancar,” terang JK. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto menuturkan, peningkatan volume kendaraan ke luar ibukota memang sudah terasa. Namun, masih dalam kondisi normal. Dari pengamatan di posko angkutan lebaran, kecepatan kendaraan yang melintas pada Lintasan I Jalan Tol Jakarta – Cikampek rata-rata 58.14 Km/Jam. Peningkatan tajam volume kendaraan sendiri diprediksi terjadi mulai hari ini (2/7). Sementara, puncaknya diperkirakan terjadi Minggu (3/7) atau H-3 lebaran. Berbeda dengan moda angkutan jalan, untuk angkutan laut, kereta api, dan udara puncak arus mudik diprediksi terjadi hari ini. Dari keterangan PT Lintas Marga Sedaya (LMS), jumlah kendaraan yang telah meninggalkan Jakarta dari Tol CIkarang Utama-Palimanan mencapai 47.003 kendaran, kemarin. Jumlah ini meningkat 65 persen dari sehari sebelumnya, 28.400 kendaraan. Pada puncak arus mudik nanti, diperkirakan sebanyak 65-70 ribu kendaraan akan melintas di jalan bebas hambatan ini. Pada momen mudik, resiko kecelakaan jadi ancaman besar. Dari data Korlantas Polri, pada momen mudik 2015 lalu, sebanyak 276 jiwa harus meregang nyawa akibat kecelakaan lalu lintas. Tingginya kasus kegawat daruratan di jalan itu mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan terobosan baru. Yakni layanan call center 119. Layanan ini menyediakan layanan emergency khususnya medik. Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moelek menuturkan, layanan ini merupakan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah. Dimana, terjadi integrasi layanan antara pusat komando nasional (NCC) yang berada di Kantor Kemenkes dan Public safety center (PSC) di kabupaten/kota. Sebagai tahap awal, layanan 119 difungsikan di 27 titik di Indonesia. Salah satunya di Aceh, Suamtera Utara, Kabupaten Bandung, Kota Jogjakarta, Kota Solo. Kabupaten Tulungagung, DKI jakarta, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupten Bali. ”Jadi, nanti ada pengaduan langsung kita teruskan ke daerah. Bila ada PSCnya, maka diteruskan ke PSC. Jika tidak, kita bantu arahkan ke rumah sakit terdekat,” jelasnya. Nila berharap, layanan cepat ini bisa membantu mengurangi resiko terburuk. Karena, penanganan bisa segera dilakukan. Sementara itu, Menyambut 1 Syawal 1437 H yang diperkirakan jatuh pada Rabu depan (6/7) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan wejangan atau taushiyah Idul Fitri 2016. Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin menjelaskan, salah satunya soal khutbah salat Idul Fitri nanti. Ma’ruf mengatakan MUI menghimbau supaya khatib yang bertugas pada salat Idul Fitri nanti menyampaikan pesan peningkatan keimanan dan ketaqwaan untuk umat. ’’Selain itu juga sampaikan pesan yang menebar perdamaian,’’ jelasnya. Baik itu perdamaian untuk masyarakat di Indonesia maupun masyarakat internasional. Kiai asal Banten itu juga menjelaskan pesan-pesan positif lain seperti menjauhi narkoba, minuman keras, dan perbuatan tidak bermoral lainnya. Sebab menurut dia saat ini masyarakat Indonesia sedang diselimuti kedaruratan narkoba dan perbuatan tidak bermoral lainnya. Dia berharap lebaran menjadi momentum untuk menata akhlak dan moral bangsa Indonesia. MUI juga menyampaikan harapan supaya petugas kepolisian aktif menjaga kelancaran rangkaian lebaran 2016. Mulai dari proses mudik, malam takbiran, sampai salat Idul Fitri. ’’Baik itu solat Idul Fitri yang di lapangan maupun di masjid,’’ jelasnya. Insiden fatal penyerangan umat Islam saat solat Idul Fitri seperti di Tolikara tahun lalu, jangan sampai terulang kembali. Sikap MUI berikutnya adalah urusan penetapan 1 Syawal 1437 H oleh Kementerian Agama (Kemenag). Ma’ruf menyambut baik skema sidang isbat yang akan dijalankan oleh Kemenag. Menurutnya sidang isbat itu merupakan wujud dari terbukanya pemerintah terhadap semua kriteria yang digunakan ormas Islam di Indonesia. ’’Apabila nanti ada perbedaan 1 Syawal, tolong disikapi dengan penuh damai, saling menghormati, dan menghargai,’’ katanya. Sementara itu Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan bahwa mereka telah mengeluarkan maklumat 1 Syawal tertanggal 1 April 2016. Di dalam maklumat itu 1 Syawal 1437 H jatuh pada Rabu, 6 Juli. Ketetapan ini didasari dari posisi hilal pada 29 Ramadan (4 Juli) masih minus atau di bawah ufuk. Sehingga bulan Ramadan digenapkan (isti’mal) menjadi 30 hari. ’’Kepada seluruh warga Muhammadiyah menyambut Idul Fitri dengan memperbanyak takbir dan tahmid,’’ jelas dia. Seruan lainnya adalah supaya warga Muhammadiyah untuk membayar zakat fitrah dan salat Idul Fitri di lapangan yang bersih dan layak. PP Muhammadiyah juga meminta supaya ada koordinasi dengan aparatur pemerintah daerah dan kepolisian untuk kegiatan salat Idul Fitri. Kemudian warga Muhammadiyah juga diharapkan menjaga toleransi dan menghormati umat Islam yang solat Idul Fitri di tempat berbeda. ’’Kami juga serukan untuk menghormati umat agama lain yang tidak menunaikan ibadah salat Idul Fitri,’’ pungkasnya. (jun/mia/wan/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: