UBSI Kampus Purwokerto Siapkan Karir Mahasiswa Sesuai Passion

UBSI Kampus Purwokerto Siapkan Karir Mahasiswa Sesuai Passion

Berlangsungnya webinar UBSI Kampus Purwokerto bertema "Mengembangkan Passion Agar Siap Berkarir Dimasa Depan" dengan narasumber Corporate secretary dari CBN, Achmad Yahya Sjarifuddin. Istimewa PURWOKERTO - Pekerjaan saat ini berubah secara drastis dengan pandemi Covid-19. Semua sektor pekerjaan dilakukan secara work from home (WFH) atau online. Tujuannya menghidari interaksi langsung antar karyawan. Imbasnya perusahaan/ lembaga/ instansi kedepan bisa melakukan penerapan pekerjaan online tanpa harus ke kantor. Dengan adanya fenomena semacam ini Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Purwokerto menyelenggarakan webinar karir menambah wawasan mahasiswa sekaligus persiapan menentukan jenis pekerjaan dimasa depan yang sesuai dengan passionnya. https://radarbanyumas.co.id/ubsi-kampus-banyumas-bekali-mahasiswa-hadapi-era-transformasi-digital/ Temanya "Mengembangkan Passion Agar Siap Berkarir Dimasa Depan" dengan narasumber Corporate secretary dari CBN, Achmad Yahya Sjarifuddin. Webinar sukses diselenggarakan Rabu (11/11) pukul 15:30 sampai 17:30 WIB secara daring menggunakan aplikasi virtual meeting Zoom diikuti kurang lebih 91 mahasiswa semester III Prodi Sistem Informasi UBSI Kampus Purwokerto. Kaprodi Sistem Informasi UBSI Kampus Purwokerto dalam sambutannya berharap mahasiswa mampu merencanakan, menganalisa, mendesain, juga menerapkan ilmunya agar mampu bersaing dimasa depan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan passionnya. Dari data, perkerjaan yang paling dicari 2 tahun ke belakang yaitu pekerjaan di bidang IT. "Dengan menguasai Teknologi Informasi, mahasiswa semakin jelas melihat peluang agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru," pesannya. Mengawali penyampaian materinya, Achmad Yahya Sjarifuddin menyampaikan kebutuhan dasar mahasiswa yang baru lulus yaitu skill yang sesuai dengan bidang kerja yang di apply. Peluang karir di bidang IT di Indonesia sangat terbuka dan banyak. Indonesia mulai bertransformasi dalam penggunaan IT ke IoT. Untuk itu masih terdapat gap antara dunia industri dan dunia pendidikan. Narasumber juga memberikan gambaran kedepan akan lebih masif lagi penggunaan block chain yang membuat semua akan lebih disruptif. Dalam menghadapi era industri 4.0 mahasiswa harus memiliki keahlian dibidangnya (skill), mempunyai pengetahuan dibidangnya (Knowledge) dan yang tidak kalah penting adalah memiliki etika ditempat kerja (attitude). Mengakhiri penyampaian materinya, Yahya berpesan kembali agar mahasiswa mulai melakukan persiapan dari hal-hal kecil. Dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang karena apa yang dilakukan hari ini adalah cermin bagi seseorang dimasa depan. "Kompetisi usai pandemi, mahasiswa harus terbiasa bekerja virtual menggunakan berbagai digital platform," pungkasnya. Di akhir webinar, seorang peserta, Saul Hutabarat menanyakan bagaimana pandangan narasumber menyikapi bapak yang sudah terjun dalam dunia IT terhadap seseorang yang mahir dalam koding namun ide untuk melakukan suatu program kurang. Hal itu berbanding terbalik dengan seorang yang kemampuan kodingnya biasa-biasa saja namun memiliki suatu ide terobosan baru dalam membuat aplikasi baru. "Contohnya, kurangnya Ide dikarenakan knowledgenya kurang. Darimana knowledge tersebut harus ditambah?," tanya Saul. "Diambil dari luar kampus, ikuti komunitas atau banyak membaca buku. Dengan demikian bisa memunculkan ide-ide yang brilian. Jadi harus diseimbangkan antara skill dan knowledge," jawab Yahya. (yda/rdr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: