Mobil Listrik Buatan Warga Kober Diujicoba Bupati Banyumas Keliling Purwokerto, Bahan Bakar Listrik Rp 1.000 u
Andri Wijanarko, salah satu tim perakit mobil melakukan uji coba berkeliling kota. PURWOKERTO-Bupati Banyumas mengendarai mobil listrik. Hal itu terlihat dalam video yang dia unggah dalam akun instagramnya. "Saya uji coba mobil listrik buatan putra Banyumas (anak Kober). Ternyata enak dan irit sekali kira kira biaya listrik per 10 km cuma Rp 1000," kata Bupati Banyumas Ir Achmad Husein dikutip dalam laman instagramnya. Husein dalam caption di instagram mengaku dengan estimasi biaya perjalanan, maka mobil tersebut sangat murah. "Murah sekali hampir mustahil .Tapi saya akan coba dalami. Bisa juga ya anak Banyumas buat mobil listrik , pengin lihat ? Di kober bengkelnya. Cerita Covid libur dulu yah," kata Husein. Bupati Banyumas saat mencoba mobil listrik buatan anak Kober, Purwokerto. Nah, Yuk Simak kisah Radar Banyumas Online yang langsung menyambangi ke bengkel mobil listrik itu, di Kober Purwokerto. 1. Bertenaga 6 Aki, Bisa Tempuh 60 Km Dengan Sekali Cas. Yohanes, Perakit Mobil Listrik AHC 01 kepada Radar Banyumas Online pada Selasa (16/6), menceritakan, mobil listrik (Molis) yang diberi nama Molis Apple Home Car (AHC) 01 bisa menempuh jarak 60 Km dengan hanya sekali cas. Tenaganya menggunakan enam aki mobil listrik. Selain itu, biaya yang digunakan untuk menempuh jarak 10 Km termasuk murah, yaitu cukup hanya dengan Rp. 1.000. "Murah 100 rupiah untuk satu Kilometer, 1.000 rupiah untuk 10 Kilometer, murah banget, karena perhitungan listriknya seperti itu, jadi kalau untuk jarak tempuh 10 kilo itu, kita keluarin ongkosnya itu cuma Rp. 1000 rupiah," terang Yohanes, perakit yang saat ini berumur 50 tahun, warga Kelurahan Kober ini. Baca Juga: Tinggal Menunggu Perbupnya, Sistem Satu Arah Akan Dipermanenkan di Kota Purwokerto Dinas Tenaga Kerja Banyumas: “Sekarang Sedikit-sedikit Rumah Makan Buka, Juli Sudah Ada Penyerapan Tenaga Kerja,” 2. Belajar dari Youtube Diakuinya, dia banyak belajar melalui youtube dan media lainnya. Tanpa basic pengetahuan tentang mobil, pria yang sehari-harinya bekerja sebagai service center Apple Home Care (AHC) Purwokerto ini berhasil juga merakit mobil listrik pertamanya. Bahkan, bagi dia, ini merupakan mimpi yang telah direncanakan sejak tahun 2019 lalu. Namun terkendala anggaran dan tenaga. "Akhirnya mobil listrik itu baru dapat diwujudkan tahun ini. Sebenarnya setahun lalu kita sudah kepikiran pengen buat, cuma dari sisi pendanaan dan sisi tenaganya kemudian belum siap. Jadi kita masih nunggu, dan yang juga menginspirasi itu karena adanya PP nomor 55 tahun 2019 tanggal 18 Agustus itu soal percepatan mobil listrik di Indonesia, jadinya kepikiran kenapa tidak aku gak mulai bikin juga," kata Yohanes (55) ditemui di bengkel sekaligus rumahnya, Selasa (16/6). Dia menjelaskan, pekerjaan ini dikerjakan bersama 3 orang rekannya; Yanuar Dwi Saputra, Andri Wijananto, dan Remanto. Dalam perakitan itu, Yohanes mengakui sering alami kegagalan. Yanuardi Dwi Saputra, salah satu tim perakit bersama dengan mobil listriknya. "Kita kerjanya berempat kalau untuk tenaga, dan kita memang mulai dari nol, kita tidak ada basic mobil, kita tidak tahu suspensi bagaimana, dan lainnya itu.Jadi memang mulai dari nol, kita melihat, kita coba, sampai gagal berapa kali, terus depan gagal, listrik gagal dilepas kemudian diganti ulang, dipasang lagi, kemudian sayapnya itu disetir kanan belok kekiri jadi banyak kendala," tambahnya Dia menceritakan, meski sempat gagal, tetapi selang waktu 30 hari, mobil itupun berhasil beroperasi sukses dan bahkan sudah melalui jarak tempuh 60 Km. "Dalam 30 hari itu ada kegagalan-kegagalan, kalau mungkin tidak ada. Itu dua minggu sudah selesai, tapi memang kalau kita kerja begini, pasti kalau tidak gagal tidak ada artinya, karena pasti ada kegagalan dan kita belajar dari kegagalan itu," kata dia. Yohanes melanjutkan, untuk biaya perakitan mobil listrik itupun menelan anggaran sekitar Rp 35 juta. Yohanes menambahkan, uji coba telah pihaknya lakukan dengan rute keliling Kota Purwokerto. "Untuk biaya perakitan mobil itu sekitar 30 sampai 35 juta, diluar tenaga kalau peralatan kita ada sendiri, hanya untuk alat dan customnya jadi sekitar itu," katanya. "Dan kita sudah jarak tempuh 60 Km, sekali pengecasan baterei masih sisa, itu rutenya keliling Purwokerto," tambah dia yang memiliki alamat bengkelnya di Gang Cempaka no 16 Kelurahan Kober Kecamatan Purwokerto Barat, 3. Gunakan Alat Bahan Impor Terkait soal alat-alat yang digunakan dalam perakitan mobil itupun, Yohanes mengakui, kebanyakan menggunakan alat dan bahan impor. Dikarenakan ketersediaan alat itu belum ada di Indonesia. "Kalau kendala itu yang jadi masalah cuma beberapa bahan masih sebagian kita impor, di Indonesia itu memamg belum memang ada barangnya, jadi ada bahan sebagian 40 atau 45 persen itu kita impor," imbuhnya. 4. Rancang dan Rakit Lagi Molis AHC 02, Pikirkan Kendaraan Listrik Pengangkut Sampah Yohanes menjelaskan, kedepannya, setelah Molis AHC 01 yang dibuat ini, maka akan ada lagi molis AHC 02 yang saat ini sedang dalam proses perakitan. Disamping itu, pihaknya juga menuturkan, akan membuat prototipe mobil sampah ramah lingkungan sesuai dengan keinginan Bupati Banyumas. "Ini nanti ada lagi molis AHC 02, kalau inikan pertama jadi 01, kalau yang 02 ini sementara proses perakitan bodi," jelasnya. "Kalau kemarin dari Pak Kepala Bappedalitbang sama tim kesini, pak Bupati sendirikan senang mengurai permasalahan sampah. Bagaimana sampah bisa bersih. Kebetulan permintaan bupati adalah bisa tidak kendaraan sampah yang roda tiga dibuat dengan mobil listrik. Nah itu sekarang sedang kita pikirkan dan sedang mau buat prototipe untuk mobil sampah kendaraan sampah, jadi dia bisa lika-liku tanpa polusi dan tanpa suara," kata dia. (ahmad erwin/tangkas pamuji)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: