Horeeeee......Meluncur...... Sepatu Roda, Trend Baru di Purwokerto

Horeeeee......Meluncur...... Sepatu Roda, Trend Baru di Purwokerto

PURWOKERTO- Purwokerto sedang demam sepatu roda. Terutama anak-anak. Sejak akhir 2016 lalu, terlihat banyak anak-anak bermain sepatu roda. Namun karena keterbatasan lahan bermain, anak-anak akhirnya memanfaatkan jalan dan trotoar sebagai arena bermain. TREND: Anak-anak memanfaatkan trotoar untuk bermain sepatu roda Kamis (15/3) kemarin. Sepatu roda sedang menjadi trend di kalangan anak-anak di Purwokerto saat ini. DIMAS PRABOWO/PURWOKERTO Anak-anak bermain sepatu roda biasanya mulai pukul 3 sore. Sebagian besar dari mereka memanfaatkan lahan-lahan di lingkungan sekitar rumahnya, bersama dengan teman-teman sebayanya. Mulai dari halaman sekolah dasar, jalan kecil (paving), hingga ke jalan-jalan pemukiman dan trotoar di jalan-jalan besar. Elfa (6) misalnya. Warga Karangwangkal itu mengaku baru bermain sepatu roda sejak Februari lalu. Itu pun karena terbujuk teman-teman sebayanya yang sudah lebih dulu memiliki sepatu roda. "Ikut-ikutan teman. Jadi minta dibeliin sepatu roda. Tapi sekarang masih belum lancar. Masih susah dan sering jatuh," katanya yang sedang bermain sepatu roda dengan adiknya, Azkia (4). Begitu juga dengan Reynand (8). Salah satu anak yang bermain sepatu roda di Jalan Sudagaran Purwokerto Kulon, mengaku senang bermain sepatu roda. Dia bersama teman-temannya tidak pernah absen satu haripun untuk bermain sepatu roda di jalan pemukiman tersebut. "Paling kalau hujan kita ngga main. Soalnya ngga boleh sama mama," katanya sembari meluncur memimpin temannya bermain sepatu roda. Dia menceritakan, sekarang hampir setiap anak di komplek rumahnya memiliki sepatu roda. Sebagian besar dari mereka masih duduk di bangku SD, bahkan ada yang belum sekolah. "Senang bisa main sama teman-teman. Lagian kan ramai, jadi ngga takut. Kalau jatuh mah sudah biasa, malah ada yang pernah nangis gara-gara jatuh," lanjutnya. Tidak hanya jalan pemukiman, trotoar jalan pun tidak luput dari jajahan anak-anak yang bermain sepatu roda. Terutama saat sore hari, dimana trotoar dan jalan mulai lengang oleh lalu lalang pejalan kaki. Hal itu membuat para orang tua harus ekstra hati-hati dalam melakukan pengawasan. Terlebih, kebanyakan anak-anak tidak dilengkapi pelindung seperti helm, pelindung siku dan lutut. Salah satu orang tua, Ika mengaku cukup khawatir dengan fenomena sepatu roda tersebut. Selain minimnya lahan bermain untuk anak, kondisi-kondisi jalan masih kerap tidak terprediksi. "Ya namanya juga anak-anak, jadi masih suka main. Pengawasan harus ekstra, karena mainnya di jalan. Ya walaupun tidak banyak kendaraan, tetap saja was-was," ujarnya. Diakui, fasilitas untuk bermain sepatu roda memang ada di kompleks GOR Satria Purwokerto. Namun jaraknya dari rumah cukup jauh, sehingga tidak bisa sering-sering dibawa kesana. "Yang paling aman memang di dekat rumah. Kontrol dan pengawasannya juga jadi lebih mudah," tegasnya. Dia berharap Purwokerto bisa ditambah ruang-ruang khusus untuk bermain anak. Pasalnya, saat ini diakui masih terbilang minim. Bahkan taman-taman yang ada di Purwokerto bisa dihitung dengan jari. "Tapi paling tidak bermain sepatu roda bisa jadi kegiatan yang positif bagi anak-anak. Jadi tidak hanya bermain game atau gadget. Mereka juga lebih bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, selain untuk olahraga juga," katanya. Saat ini, para penjual sepatu roda di Purwokerto juga mulai menjamur, mulai dari Jalan Jenderal Sudirman, hingga komplek GOR Satria. Sehingga masyarakat juga lebih mudah mendapatkan sepatu roda sebagai alat bermain anak-anak. Ketua Umum Perserosi Pengkab Banyumas, Sadewo Tri Lastiyono menilai booming sepatu roda pada anak-anak merupakan hal yang positif dan tentunya menggembirakan bagi pihaknya. Namun begitu, hobi sepatu roda juga harus diawasi orang tua, pasalnya dari pengamatannya, banyak anak-anak yang masih melakukan kegiatan sepatu roda di jalan-jalan umum. Ini sangat berbahaya karena setiap olahraga harus pada tempatnya," ujarnya. Menurutnya para orang tua sebaiknya mengarahkan anaknya yang gemar bersepatu roda masuk ke dalam klub. "Dalam bersepatu roda perlu metode-metode yang harus dilakukan bukan hanya asal jalan saja, kalau di jalan jelas membahayakan diri sendiri dan juga orang lain. Nah dalam klub anak-anak akan dilatih dengan pelatih yang berkompeten dan profesional," tuturnya. Ia berharap dengan banyaknya peminat sepatu roda saat ini, banyak juga nantinya atlet sepatu roda generasi muda. "Di GOR Satria juga sudah ada lintasan, harapan saya dengan banyaknya minat anak terhadap sepatu roda. Harapannya nantinya banyak juga bibit muda atlet sepatu roda Perserosi Banyumas yang berprestasi," pungkasnya. (ali/bay/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: