Melihat Komunitas Banyumas Runners
Biasa Lari Malam, Sudah Lari hingga ke Malaysia Pernah melihat sekelompok orang jogging di malam hari? Ya mereka adalah komunitas Banyumas Runners. Mereka kerap ditemui di Alun-alun Purwokerto pada jumat malam. ALI IBRAHIM, PURWOKERTO Komunitas yang dibentuk 14 mei tahun lalu ini, menjadi wadah bagi para penghobi olahraga lari di Banyumas dan sekitarnya untuk bersama menyalurkan hobi larinya. Di Banyumas dan sekitarnya sebenarnya banyak orang yang hobi olahraga lari, tapi masih hanya sekedar lari sendiri. Inilah yang menjadikan Joni Setiawan dan teman-temannya mendirikan komunitas Banyumas Runners. “Awalnya sebenarnya saya lihat di Banyumas banyak yang hobi joging, dengan adanya Banyumas Runners jadi bisa joging rame-rame. Selain itu sebelumnya saya lihat di talk show di televisi di Jakarta juga ada komunitas serupa, dan saya berpikiran kayaknya seru bikin komunitas lari,” ujar Joni Setiawan, founder Banyumas Runners kepada Radarmas. Menurut Joni, olahraga lari di Banyumas dan sekitarnya belum menjadi gaya hidup sekaligus kebutuhan seperti yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Hanya segelintir saja yang gemar berlari. "Nah dengan adanya Banyumas Runners, maka para pelari jadi punya ruang, saling kenal dengan pehobi lainnya. Yang perlu digarisbawahi, kami ini bukan sekumpulan atlet lari, kami hanya pencinta olahraga lari," kata dia. Tak jarang merekapun terkadang cedera saat berlari. "Namanya juga bukan atlet, cidera memang kadang dialami seperti kram saat berlari dengan jarak yang cukup jauh," lanjut Joni. Komunitas yang beranggotakan para penghobi lari ini, setiap jumat malam rutin joging di jalanan Kota Purwokerto. Berbagai rute jalan di Purwokerto sudah mereka jajal, bahkan mereka pernah lari dari alun-alun Purwokerto ke Baturraden, lalu balik lagi ke alun-alun Purwokerto. “Rute larinya ganti-ganti, tapi minimal jarak yang ditempuh biasanya 5 Km,” tambah Joni. Selain lari dengan rute jalan Kota Purwokerto, mereka juga sering lari dengan rute pegunungan atau yang lebih populer dengan istilah trail run. “Kami pernah lari di Gunung Slamet, dari pos pendakian Bambangan, Purbalingga sampai pos 1,” tutur Joni. Saat ini ada 40 penghobi lari aktif yang tergabung dalam Banyumas Runners. "Sebenarnya di facebook sudah ada ratusan orang, tapi ya yang aktif sekitar puluhan orang," katanya. Tak hanya itu, anggota komunitas ini juga kerap mengikuti event lari. Terkait keikutsertaan di ajang seperti ini, Joni mwngatakan, pihaknya tak mengincar titel juara atau hadiah. Yang mereka kejar adalah atmosfer dan kesempatan lari bersama. Di even terakhir yang mereka ikuti, Joni dan rekannya Ferry Yohanes asal Purbalingga mengikuti even di Malaysia. "Di sana full marathon sejauh 42,2 km. Ini even yang paling rapi dan seharusnya dapat dicontoh di Indonesia," katanya. Menurutnya saat itu, setiap lari sejauh 2,5 km disediakan air oleh panitia, toilet dan tim medis. "selain itu walau lari di jalan raya tetap aman. Beda seperti di Indonesia, even lari marathor resmi dibiarkan di jalan," jelasnya. Meski tak mendapat juara, namun dirinya mendapatkan kepuasan tersendiri dari even marathon di Malaysia ini. "Realistis aja, perlombaan lari seperti itu pasti atlet yang jadi juara. Kami ngejar atmosfer lari barengnya sambil mengumpulkan koleksi cenderamata seperti kaus, nomor lari, plus medali finisher," ujar dia. Untuk ke depannya komunitas Banyumas runner akan berlari dari Cirebon-Purwokerto sejauh 145 km. "Kalau even ini sekitar bulan Desember mendatang. rencananya ini dalam rangka penggalangan dana untuk sekolah dan membantu adik-adik yang kurang mampu untuk sekolah," jelasnya. Joni pun berharap, dengan adanya komunitas Banyumas Runners, lari menjadi gaya hidup masyarakat, apalagi jalanan Purwokerto masih sangat layak untuk kegiatan ini, baik lari biasa atau trail run sekali pun. Dengan lari, lanjutnya, masyarakat juga tak lagi tergantung, mengandalkan sepeda motor hanya untuk menempuh jarak pendek. (*/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: