Wari, Pedagang Sayur Keliling yang Bisa Naik Haji dari Hasil Keringat Sendiri

Wari, Pedagang Sayur Keliling yang Bisa Naik Haji dari Hasil Keringat Sendiri

Menabung Sejak 1955 Hasil Jualan Sayur Keliling Meski sudah berusia 77 tahun, Wari, warga RT 2 RW Grumbul Kandangaur, Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok masih terlihat kuat menjajakan dagangan keliling kampung. Kamis, 11 Agustus besok, nenek dengan 13 cucu ini akan berangkat menunaikan ibadah haji. Biaya haji dikumpulkan dari hasil berjualannya sejak tahun 1955. Bakul-Sayur-Naik-Haji AGUS MUNANDAR, Cilongok Halaman rumahnya nampak sederhana. Terlihat puluhan kursi tertata rapi di bawah tarub sederhana dari bambu dengan atap seng. Di dalam rumah nomor 22 tersebut, anak, cucu serta tetangga sibuk mempersiapkan berbagai keperluan karena pada Senin (8/8) malam, akan dilaksanakan pengajian di rumah Wari. Dengan ramah, Wari yang memakai kerudung warna merah tua menyalami setiap warga yang berkunjung ke rumahnya. Sejak setengah bulan yang lalu, setiap hari warga banyak yang berkunjung karena Wari akan menunaikan ibadah haji. Cita-cita sejak masih muda untuk naik haji akhirnya terkabul pada tahun 2016 setelah menunggu dari tahun 2011. Putra ke dua, Warso menuturkan, sejak berjualan keliling dengan menjajakan sayuran serta makanan seperti ondol sampai mendoan, ibunya sudah mempunyai mimpi untuk naik haji. Hasil dari berjualan setiap hari tersebut kemudian ditabung. "Menabungnya tidak di bank. Jika ada keuntungan digunakan untuk membeli kambing. Bahkan kalau sudah terkumpul banyak untuk beli tanah. Lalu ikut arisan. Biasanya setelah dapat arisan, uangnya juga untuk beli tanah atau kambing tersebut. Dan pada tahun 2010, Ibu mulai menjual kambing dan tanah, kemudian hasilnya untuk mendaftar haji,"tuturnya. Kemudian, kelima anaknya mendukung langkah ibunya tersebut. Diantaranya dengan membantu kekurangan dari pendaftaran haji tersebut sampai akhirnya lunas dan menunggu giliran berangkat pada tahun 2016 ini. "Alhamdulillah besok Kamis akan berangkat dari rumah pukul 10.00. Semoga kesehatan sampai kelancaran dalam setiap proses atau tahapan berjalan lancar sampai kembali ke rumah menjadi haji yang mabrur," harapnya. Wari mengatakan, setiap hari ia berkeliling kampung untuk menjajakan sayur dan makanan. Setiap pagi pukul 06.00 sudah berangkat dari rumah dengan membawa tumbu serta tampah sebagai tempat sayur dan makanan. "Kalau punya anak kecil saya libur dulu sampai bisa ditinggal berjualan. Karena dulu saya berjualan sampai ke Desa Bantuanten atau berjarak 10 kilometer dari rumah. Namun, sejak 10 tahun terakhir hanya berjualan keliling Grumbul,"katanya. Untuk hasil penjualan setiap hari, Wari mengaku ditabung dengan cara ikut arisan. Setelah dapat, uang arisan digunakan untuk membeli kambing. Bahkan beberapa arisan yang diikuti hasilnya untuk membeli tanah. Ia menjual hasil tabungannya tersebut sebagai persiapan pendaftaaran haji dan lainnya. "Setiap hari jalan kaki. Namun, sejak setahun terakhir oleh anak-anak saya, disuruh untuk beristirahat. Selain untuk persiapan berangkat haji juga supaya kesehatannya tetap terjaga,"jelasnya. Ia berharap, dalam menunaikan haji diberi kelancaran dan kemudahan serta kesehatan supaya bisa kembali ke tanah air menjadi haji yang mabrur. Kades Panusupan, Imam Sangidun mengatakan, tahun ini ada tiga warganya yang menunaikan ibadah haji. Salah satunya ibu Wari yang sudah dikenal warga sebagai penjual sayur keliling. Ia mengaku bangga dengan kerja keras dalam cita-citanya berangkat haji. "Semoga kisah nenek Wari ini menjadi inspirasi kita. Dengan berjualan sayur keliling bisa menyisihkan hasilnya untuk biaya naik haji," harapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: