1000 Tumpeng Peringati HUT Wonosobo

1000 Tumpeng Peringati HUT Wonosobo

WONOSOBO – Prosesi peringatan hari jadi kabupaten Wonosobo yang bertajuk Jagong Budaya juga dirayakan seluruh warga kecamatan Garung. Acara berlangsung sangat meriah dan terpusat di lapangan Desa Gemblengan, kemarin (26/7). Diawali dengan mujahadah doa bersama, lalu bersalam-salaman dengan seluruh warga, lapangan telah dipadati warga dari 14 desa dan satu kelurahan se-Garung yang juga meramaikan tenda-tenda mini expo dari desa-desa yang menampilkan potensi wilayahnya. SERAHKAN-bucu-golong-milang-jenjem Puncak acara yakni ketika persembahan tumpeng dari seluruh kepala desa dan lurah disatukan bersama sedikitnya 837 tumpeng yang dipersembahkan seluruh warga se-garung. Bahkan menurut Camat Garung, Santoso kemungkinan jumlahnya lebih dari angka tersebut atau mendekati 1000 tumpeng atau bucu. “Bucu-bucu dari para kades ini juga dibuat dari golong-golong (bulatan nasi) sesuai dengan weton atau jenjem para kades yang disebut ‘golong milang jenjem’. Pemotongan Ayam, dan unggas lain seperti bebek, mentok, dam kalkun yang dijadikan ingkung juga dilaksanakan di lapangan desa pada waktu magrib, sehari sebelumnya bersama perangkat desa dan kecamatan. Awalnya ditargetkan ada sekitar 500 bucu tetapi animo warga begitu besar dan terhitung mungkin mendekati 1000 bucu dan ingkung,” katanya usai prosesi jagong budaya. Setelah bucu dikirab menuju lapangan, kemudian dilangsungkan serah terima secara simbolis oleh Kades gemblengan, Topo sekaligus sebagai tuan rumah Jagong Budaya. Bucu yang berisi 18 golong sesuai dengan jenjem kades Topo yakni Senin Pon, kemudian dilepaskan dari cething bambu, diangkat dan diserahkan kepada Kiyai Ahmad Marzuki nawawi, pemuka agama setempat. “Bucu ini dikenal warga sebagai bucu marseba yang dihidangkan untuk agenda peringatan khusus dan sebagai simbol rasa syukur serta permohonan berkah. Seluruh bucu dan berbagai makanan termasuk opak, buah dan jajanan pasar dari para kades menyimbolkan soliditas atau rasa persatuan dan kebersamaan. Serta ungkapan terimakasih kepada Tuhan atas kesejahteraan dan keselamatan yang dilimpahkan hingga usia kabupaten Wonosobo ke 191 ini,” ungkap Topo. 1000-bucu-di-lapangan-gemblengan Usai pidato pembacaan silsilah pimpinan kabupaten sejak KRT Setjonegoro hingga bupati saat ini dan sejarah singkat berdirinya Wonosobo, dipentaskan kesenian khas lengger mengiringi pembawa tumpeng dan berbagai sajian. Kemudian digelar doa bersama yang dipimpin sesepuh desa mengawali puncak acara yakni makan bersama menjadi momen yang ditunggu-tunggu warga. Bahkan suasana keakraban tercermin dengan berbaurnya pejabat dengan rakyat yang bersama-sama sedikitnya 3000 warga yang menikmati bucu. 1000-puncak-acara-makan-bersama Agenda lainnya juga tak kalah unik adalah pemberian hadiah oleh Camat Garung kepada bayi yang lahir pada tanggal 24 Juli, yang bertepatan dengan hari jadi Wonosobo. “Ada tiga bayi yang lahir pada 24 Juli lalu, salah satunya Galang Lu’lu Zahdi dari Tegalsari putra ibu Mudrikah, kami berikan hadiah sebagai kenang-kenangan dan agar selalu mengingat hari lahirnya yang sama dengan kabupaten dan agar selalu berbakti kepada daerahnya,” pungkas Santoso. (win/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: