Mutiara Ramadan: Tiga Periode dalam Ramadan

Mutiara Ramadan: Tiga Periode dalam Ramadan

mutiara_ramadhan_dr.-Agus-Ujianto-Msi.Med,Sp.B-Ketua-DPC-PBB-Kabupaten-Banyumas Sebagaimana dalam Surat Al Baqarah 183, bahwa berpuasa di bulan ramadan adalah buat hamba Allah SWT yang beriman dalam rangka meningkatkan mutu hamba-Nya, ummat Nabi Muhammad SAW yang disebut "taqwa" . Melalui studi para ulama maka ramadan selama sebulan terdiri dari tiga periode. Periode rahmat, ampunan dan kemerdekaan dari siksa api neraka. Maka jika bulan Ramadan terdiri dari 30 hari, maka masing-masing periode terdiri atas 10 hari. Namun jika jumlah hari tidak genap 30 hari, maka periode pertama dan kedua yang terdiri atas 10 hari. Dan periode ketiga bisa hanya terdiri atas delapan atau sembilan hari. Periodisasi hari-hari Ramadan menunjukan alangkah besarnya kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya yang taat dan beriman untuk melaksanakan puasa dengan baik. Allah dengan tegas menunjukan bahwa, limpahan rahmat, ampunan dan pembebasan dari siksa neraka hanya diberikan kepada mereka yang taat kepada-Nya. Peluang emas atau momentum terbaik yang disediakan bagi mereka yang cerdas memanfaatkannya ialah orang yang beriman dan yang tidak mengikuti jelas orang bodoh lagi jahiliyah. Jelas-jelas janji Allah maka bila tidak dimanfaatkan secara cerdas, maka ramadan moment dan periodesasinya sirna percuma. Padahal belum tentu kita akan mendapatkan waktu itu kembali di tahun berikutnya. Akankah kita beruntung atas janji-Nya, sepenuhnya bergantung pada ikhtiar kita sendiri. "Dan sejatinya seorang manusia tidak (akan) memperoleh balasan selain apa yang telah diusahakannya." (QS an-Najm [53]: 39). Ayat tersebut jelas menegaskan bahwa hanya yang bersungguh-sungguh mewujudkan apa yang kita dambakan, yakni kebaikan di dunia dan di akhirat. Namun jika keburukan yang dilakukan maka yang akan didapatkan adalah balasan keburukan pula. Bagi kita muslim yang memahami dari tahun ke tahun periodisasi ramadan maka pasti periode yang satu dan yang lainnya itu saling berkaitan. Ketika seorang hamba mendapat rahmat, ampunan dan kebebasan dari api neraka. Maka itu dimaksudkan bahwa Allah menunjukan keparipurnaan tugas. Bahwa beribadah puasa akan mendapatkan rahmat, ampunan dan kemerdekaan. Apakah kita akan menyia-nyiakannya?. Allah SWT telah membuat bulan ini menjadi bulan express dan instan. Bahwa siapa pun yang ingin bebas dari siksa neraka, dia harus memastikan dirinya berhasil meraih periode sebelumnya. Kita bisa mengartikan jika rahmat dan ampunan sudah di tangan, pasti jaminan bebas dari siksa neraka menjadi sangat masuk akal. "Dan barang siapa yang menghendaki (kehidupan) akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedangkan dia adalah mukmin, mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.'' (QS al-Isra [17]: 19). Di bulan Ramadan ini akan selalu mendapatkan dua kegembiraan ialah saat buka puasa dan lebaran serta saat berjumpa dengan Allah SWT. Maka peluang meraih semuanya harus kita lakukan, terutama dengan mencari Lailatul Qadar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: