Memilukan, Bocah 3 Tahun Meninggal Tercebur Sumur
TRAGIS: Tim dari BPBD dan pihak Kepolisian melakukan evakuasi terhadap bocah usia 3 tahun yang tercebur ke sumur sedalam 23 meter. BOYOLALI – Insiden yang menimpa bocah 3 tahun di Mojosari RT 02 RW 09 Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo ini patut menjadi perhatian para orang tua. NN ditemukan meninggal usai tercebur ke sumur sedalam 23 meter di samping rumahnya. Total sudah ada tujuh kasus kecelakaan serupa di Boyolali. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, kisah pilu yang menimpa NN terjadi Minggu (20/12) sore. Kejadian bermula saat orang tuanya mencari korban sekitar pukul 15.00. Orang tua juga meminta bantuan tetangga untuk ikut mencari. Namun hingga sore, korban tak kunjung ditemukan. Hingga salah seorang saksi, Nurhadi Joko menyadari tutup sumur yang terbuat dari papan kayu telah lapuk dan berlubang. Joko lantas mengecek ke dalam sumur dengan menurunkan jangkar. Ternyata, jangkar tersebut tersangkut dan ketika ditarik, tubuh korban terlihat. Kejadian ini lantas dilaporkan ke polsek setempat. Sedangkan evakuasi melibatkan tim BPBD Boyolali dan polri. Kapolsek Mojosongo AKP Tri Mulyono mengatakan, evakuasi korban baru bisa dilakukan pada pukul 19.30 oleh tim SAR BPBD dan Polri Boyolali. Proses evakuasi dilakukan selama 30 menit. Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Apalagi sumur dengan diameter 90 sentimeter ini memiliki kedalaman 23 meter dengan air setingi 3 meter. ”Tinggi bibir sumur tidak ada satu meter, hanya 40 sentimeter. Setelah tubuh korban berhasil diangkat, kami serahkan ke RS Hidayah Kragilan untuk visum,” terangnya, kemarin. Tri menambahkan, korban yang memiliki tinggi 1 meter ini mengalami luka lecet di pelipis kiri dan memar di atas telinga kiri. Luka tersebut diduga akibat benturan saat korban terjatuh. Dari hasil visum, korban meninggal dunia karena tenggelam. Selain itu, pihak keluarga juga telah menerima dan mengikhlaskan korban. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan, penyelamatan anak yang tercebur sumur dilakukan dengan peralatan lengkap. Kasus NN juga bukan kali pertama anak kecil meninggal dunia akibat tercebur sumur. ”Tercatat sudah ada tujuh kasus laka air, empat dialamani anak di bawah 5 tahun dan tiga dewasa. Kasus anak tercebur di sumur ini perlu perhatian, terutama orang tua dalam pengawasan anak,” terangnya. https://radarbanyumas.co.id/warga-desa-srowot-nekat-ceburkan-diri-ke-sungai-serayu/ Fajar mengingatkan masyarakat yang memiliki sumur untuk memperhatikan keamanan. Mulai dari ketinggian bibir sumur, lebih baik di atas satu meter. Kemudian juga penutup sumur harus ditutup rapat serta dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Jika menggunakan sumur timba, sebaiknya dikontrol setiap hari. Serta menjauhkan alat-alat yang bepotensi menjadi pijakan anak. ”Kalau bisa tutup sumur ditutup dengan cor untuk mengurangi kecelakaan sumur. Karena kasus anak usia di bawah 5 tahun yang menjadi korban laka sumur ada 4 orang. Anak-anak itu semakin dilarang semakin penasaran. Kalau kita abai bisa fatal. Jadi kita sebisa mungkin menghindari musibah itu dengan upaya preventif. Dan tetap awasi anak-anak selama 24 jam,” imbuhnya. (rgl/adi/dam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: