2024 Panas Lebih Cepat, Peta Pilpres Bakal Mulai Terlihat Tahun Depan

2024 Panas Lebih Cepat, Peta Pilpres Bakal Mulai Terlihat Tahun Depan

JAKARTA - Di tengah upaya bangsa Indonesia menghadapi pandemi Covid-19, isu soal Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah mulai menghangat. Sejumlah nama digadang-gadang memiliki popularitas tinggi dan berpotensi maju di Pilpres 2024. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan perjalanan Pilpres 2024 bakal dimulai tahun depan. https://radarbanyumas.co.id/survei-capres-ganjar-unggul-puan-paling-bawah/ Dia menyebutkan peta perjalanan menuju Pilpres 2024 sebenarnya akan dimulai pada 2022 depan. "Di mana sejak 20 bulan sebelum dilaksanakan Pilpres, partai politik sudah mulai bergerak mencari kandidat terbaik yang bakal diusung," katanya kepada wartawan Selasa (17/8). Menurut Ujang saat ini sudah muncul sejumlah klaster atau poros tokoh calon presiden (capres). "Salah satu klaster yang menjadi sorotan untuk tokoh capres saat ini adalah Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Red)," tuturnya. Meskipun begitu sampai saat ini Ganjar belum resmi dipilih oleh partai politik manapun. Ujang mengatakan saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar menggunakan kendaraan politik Partai PDI Perjuangan. Tetapi untuk gelaran Pilpres 2024 nanti, partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih itu belum resmi menunjuk Ganjar. Klaster lainnya seperti Sandiaga Uno juga belum ada lampu hijau dari Partai Gerindra. "Politik menuju Pilpres 2024 itu tidak lama. Semua akan berjalan cepat dan dinamis," tuturnya. Apalagi saat ini incumbent atau petahana tidak bisa berpartisipasi dalam Pilpres. Selain itu dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah partai politik mulai gencar memperkenalkan sosok pimpinan mereka masing-masing. Seperti diketahui Charta Politika merilis survei terbaru. Dalam surveinya, Charta Politika menempatkan Ganjar Pranowo di posisi teratas dengan elektabilitas 20,6 persen. Kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (17,8 persen) dan Prabowo Subianto (17,5 persen). Sementara itu elektabilitas Sandiaga Uno di angka 7,7 persen. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan hasil atau sifat survei elektabilitas masih sangat dinamis. Apalagi gelaran Pilpres 2024 masih cukup lama. "Survei sifatnya dinamis. Bisa saja berubah," katanya. Sebelumnya nama Prabowo paling unggul. Kemudian sekarang muncul nama Ganjar Pranowo. Kondisi seperti ini akan berjalan dinamis. Dia memperkirakan Pilpres 2024 bisa diikuti empat pasangan Capres-Cawapres. "PDI Perjuangan bisa mengusung calon sendiri," katanya. https://radarbanyumas.co.id/pidato-upacara-17-an-ganjar-kepakkan-sayap-kejayaan/ Tetapi untuk jumlah poros berbasis partai politik, bisa cuma dua pasangan saja. Kondisi ini berpotensi terjadi jika tidak ada figur yang menjadi jagoan dan faktor logistik yang dominan. Mikir Covid Di bagian lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan dirinya saat ini fokus pada penanganan Pandemi COVID-19. Apalagi, Ganjar melihat penyebaran virus corona di wilayahnya saat ini mulai melandai. Hal itu disampaikan Ganjar kala ditanya wartawan soal banyaknya politisi yang memasang baliho-baliho yang diduga terkait Pemilihan Presiden 2024. Apakah Ganjar tidak tertarik ikut memasang baliho? Ganjar mengatakan, saat ini tugasnya adalah memikirkan penanganan pandemi COVID-19 di Jawa Tengah. Hal itu, kata Ganjar, sesuai perintah dari Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Walah aku itu tugas saya hanya satu sekarang, saya diperintahkan oleh Presiden oleh Ketua Umum saya kon ngurusi COVID e mas. Wis aku ora kober mikir kuwi (baliho Capres)," tegas Ganjar. Ganjar menegaskan, dirinya saat ini fokus pada penanganan pandemi COVID-19. Apalagi, kata Ganjar saat ini terlibat penyebarannya mulai menurun. "Aku mikir covid sek piye carane ini segera beres dan sekarang udah melandai. Saya sudah melihat mall, orang berdagang laku jualane, wis aku mulai seneng," ujarnya. Terlepas dari itu, Ganjar merasa tak pantas membicarakan isu Pilpres 2024 ketika masyarakat saat ini lebih membutuhkan perhatian pada penanganan Pandemi COVID-19. "Masyarakat hari ini lagi butuh itu, kayaknya ora pantes ngomong kuwi aku," tandasnya. (jpc/joss)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: