Belum Ada Vaksin Usia di Bawah 12 Tahun

Belum Ada Vaksin Usia di Bawah 12 Tahun

Jubir Siti Nadia Tarmizi JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa vaksin untuk anak usia dibawah 12 tahun belum ada. Hanya saja, saat ini tengah dilakukan penelitian. Kata dia, proses tersebut masih dalam tahap uji klinis 1 dan 2. Untuk itu, belum ada rekomendasi vaksinasi anak dibawah usia 12 tahun. https://radarbanyumas.co.id/kasus-covid-19-anak-meningkat-kpai-minta-pemerintah-ambil-tindakan/ "Ada uji coba uji klinis 1 dan 2 ya, tapi tidak di Indonesia. Belum selesai dan memang belum ada rekomendasi untuk vaksinasi dibawah usia dibawah 12 tahun," jelas dia, Rabu (11/8). Adapun, untuk vaksinasi anak per 10 Agustus kemarin, sudah ada 2 juta anak yang menerima dosis 1 dan 4 ribu dosis 2, sementara targetnya adalah 26,7 juta anak. Target penyelesaiannya kata dia akan sejalan dengan vaksinasi secara menyeluruh. "Ini tentunya bersamaan dengan sasaran vaksinasi lainnya," tutur dia. Sementara itu, terkait dengan percepatan vaksinasi untuk anak ini, hal tersebut tergantung dengan ketersediaan vaksin. Jadi, apabila vaksin memadai, maka prosesnya pun akan lebih cepat. "Iya kita lihat keersediaan vaksin ya pasti diprioritas (anak) dan akan diatur oleh pemda setempat," pungkasnya. Long Covid Covid-19 varian Delta begitu ganas dan cepat menular. Orang yang sudah divaksinasi pun tetap bisa tertular. Mereka yang sudah divaksin juga tetap bisa mengalami sisa gejala Covid-19 berkepanjangan jika terpapar atau disebut dengan Long Covid. Hal itu ditegaskan oleh Ahli Penyakit Menular AS Anthony Fauci dalam podcast The Journal bersama Ryan Knutson. Fauci memperingatkan kalau masyarakat dunia sedang berurusan dengan virus yang berbeda sekarang. "Kita menghadapi virus yang berbeda. Sekarang datang varian Delta dan sesuatu berubah karena penularannya, orang yang divaksinasi yang terinfeksi sekarang dapat menularkannya ke orang yang rentan, baik itu seseorang di luar yang tidak terhubung dengan mereka, apalagi yang tidak divaksinasi," katanya seperti dilansir dari Eat This, Rabu (11/8). Ia menegaskan Delta sangat mudah menular. Itu sebabnya pentingnya penggunaan masker kembali diserukan oleh CDC. Ia mengakui mungkin CDC mencabut pembatasan masker terlalu dini. "Jika Anda harus melakukannya lagi (pakai masker lagi) saya kira Delta adalah varian yang dominan. Cepat atau lambat akan mengambil alih," tegasnya. Bahkan, orang yang divaksinasi tetap bisa tertular dan mengalami Long Covid atau sisa gejala berkepanjangan. Misalnya kelelahan, migrain, peradangan, dan lainnya. "Ya. Faktanya, itu adalah penelitian kecil dan walaupun divaksin lalu tertular bisa mendapatkan gejala yang bertahan lama. Itu Long Covid. Namun mungkin tak separah pada mereka yang tak divaksin," tuturnya. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: