Banyak Negara Minati Senapan Pindad

Banyak Negara Minati Senapan Pindad

JAKARTA – Prestasi yang diraih Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam ajang Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) menjadi pusat perhatian dunia. Banyak negara yang tertarik untuk membeli senjata yang diproduksi PT Pindad. TNI berkomitmen menggunakan senjata dalam negeri untuk menyokong industri alat utama sistem pertahanan (Alutsista) itu. menengok-nilai-perdagangan-senjata-indonesia-bisnis-senjata-api-2 Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menyatakan, 19 negara yang mengikuti AASAM hampir semuanya tertarik dengan senjata yang digunakan TNI dalam perlombaan itu. Seperti, senapan SS2- V4, pistol G2 elite, pistol G2 combat, dan senjata lainnya. “Mereka tanya-tanya saat kami ikut lomba. Mereka ingin tahu seperti apa senjata yang kami gunakan,” terang dia saat acara penyambutan dan penyerahan penghargaan bagi para prajurit yang telah mengukir prestasi pada ajang AASAM. Menurut dia, negara peserta AASAM yang tampaknya serius ingin membeli adalah Brunei Darussalam, Filipina, dan Laos. Mereka sering menyatakan jenis dan spesifikasi senjata buatan dalam negeri itu. Mereka juga bertanya apakah senjata bisa dibeli dan dijual untuk umum. “Saya katakan bisa dibeli,” jelas jendral kelahiran Boyolali, Jawa Tengah itu. Negara mana yang sudah membeli senjata itu? Mulyono mengatakan, dia belum mengetahui secara pasti. Pembelian itu dilakukan langsung dengan PT Pindad, perusahaan yang memproduksi senjata tersebut. Pembelian senjata bukan melalui TNI, karena itu sudah berkaitan dengan bisnis perusahaan BUMN itu. “Silahkan tanya ke Pindad langsung,” ungkap dia. Direktur Utama (Dirut) PT Pindad Silmy Karim menyatakan, saat ini yang sudah membeli senjata buatan Pindad adalah Laos. Bahkan, petembak Laos sudah pernah menggunakan senjata buatan Indonesia dalam ajang lomba tembak. Dalam perlombaan itu, mereka berhasil meraih medali emas. Menurut Silmy, cukup banyak senjata yang dibeli Laos dari PT Pindad. Namun, dia enggan menjelaskan jumlah senjata yang sudah dibeli dan sedang dipesan. “Pesanannya cukup baik,” ungkapnya. Jumlah senjata yang dibeli merupakan rahasia perusahaan yang tidak bisa disampaikan ke publik. Selain Laos, ada beberapa negara lain yang juga tertarik membeli produk Pindad. Silmy juga belum bisa membeberkan nama negara yang akan membeli senjata. Selain membeli senjata, mereka juga ingin membeli lisensi. Bahkan, ada negara yang ingin berinvestasi dengan membangun pabrik. Hal itu bentuk kepercayaan dan pengakuan dunia terhadap senjata produk dalam negeri. Mereka sudah mengaku kualitas produk. Menurutnya, kualitas produk Pindad sudah dibuktikan dalam lomba. Salah satunya AASAM. Jadi, pihaknya tidak hanya melakukan promosi, tapi juga member bukti nyata. Produk Pindad siap bersaing dengan senjata buatan negara lain. Silmy menjelaskan, setelah ini pihaknya akan terus memproduksi dan mengembangkan senjata baru. Tidak lama lagi, lanjut dia, perusahaannya akan melaunching senjata baru di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Salah satunya senapan laras panjang. Dia masih merahasiakan jenis senjata yang akan diperkenalkan ke public. “Sekarang masih rahasia. Nanti akan kami buka ke publik,” paparnya. Selain pistol, dan senapan, Pindad juga akan mengembangkan persenjataan lainnya. Selama ini, pihaknya juga dilibatkan dalam perawatan Tank Leopad, Arhanud, dan rudal. Kerjasama dengan TNI akan terus dibangun. Keberhasilan dalam lomba di Australia itu tidak hanya karena senjata yang digunakan. Indonesia berhasil meraih juara, karena sejak awal TNI sudah menyiapkan petembak terbaik. Mereka sudah melakukan latihan dengan keras, sehingga menguasai dengan baik teknik menembah dan menggunakan senjata yang disiapkan. Silmy menyatakan, Pindad tidak hanya mencari keuntungan, tapi yang paling utama adalah membangun pertahanan nasional. (lum)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: