Jakarta Garuda Patut Diwaspadai
BLOK : Para pemain Jakarta Garuda mencoba mengeblok serangan pemain Jakarta Pertamina Energi dalam pertandingan penyisihan Proliga 2019 lalu.ISTIMEWA SURABAYA – Tim putra pendatang baru Jakarta Garuda jadi tuan rumah seri kedua putaran pertama Proliga 2019. Tim bentukan PP PBVSI ini langsung mengakusisi Gresik sebagai markas mereka, ketika tim putri Gresik Petrokimia memutuskan mundur dari perhelatan proliga akhir Oktober lalu. Berbeda dengan mayoritas tim peserta proliga, Jakarta Garuda tampil dengan skuad yang berisi pemain muda. Rata-rata berusia antara 16-20 tahun. Mereka diambil dari delapan klub voli yang tersebar di empat provinsi di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dari segi pengalaman bertanding, para pevoli muda tersebut masih minim. Begitu pula dengan kematangan teknik yang dimiliki belum sehebat para bintang timnas saat ini. Kebanyakan pemain Jakarta Garuda merupakan pevoli junior terbaik yang disaring lewat ajang Livoli dan Kejuaraan Nasional Bola Voli Junior. “Jakarta Garuda dibuat, karena kami butuh regenerasi cepat,” kata Hanny S. Surkatty, Direktur Proliga. Hannya menuturkan, selama ini pemain muda kurang diberi kesempatan oleh tim-tim besar untuk tampil sebagai pemain utama. Rata-rata mereka ditempatkan di bench cadangan. Takut kalah jadi faktor besar yang mempengaruhi pola tersebut. “Padahal justru di situlah pentingnya pemain junior ada. Supaya mereka kaya akan pengalaman yang baik untuk ke depannya,” tutur Hanny. Oleh sebab itu, usai gelaran Asian Games 2018 pihaknya berinisiatif untuk membentuk tim muda ini. Tidak ada beban yang diberikan ke pundak Jakarta Garuda. Mereka dibiarkan main lepas, supaya dapat menemukan sendiri ritme yang baik di kompetisi bola voli profesional seperti Proliga. Hasilnya? Tidak buruk. Pada laga perdananya, Jakarta Garuda sukses membuat Jakarta Pertamina Energi kalang kabut. Para pemain begitu menikmati di lapangan. Tidak terlihat demam panggung, apalagi ketakutan menghadapi para pemain papan atas. Sempat kalah di set pertama, Jakarta Garuda malah memetik kemenangan beruntun di dua set selanjutnya. Namun, mental para pemain muda belum terbentuk sempurna membuat mereka mengalami kekalahan di set penentuan. Drama lima set pun mewarnai pertandingan antara Jakarta Garuda kontra Pertamina Energi. Walau hasil akhir, Jakarta Garuda mengalami kekalahan 2-3. Tetapi setidaknya, mereka tidak bisa dianggap remeh. “Mereka masih perlu belajar. Tidak boleh jumawa hanya karena itu. Harus lebih baik lagi,” ujar Eko Waluyo, pelatih Jakarta Garuda. (feb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: