Satu Suara untuk Lopetegui
MADRID - Kemenangan 2-1 Real Madrid atas Viktoria Plzen pada matchday ketiga fase grup Liga Champions (24/10) ternyata membuat atmosfer ruang ganti Real Madrid berbalik 180 derajat. Dari yang seakan ogah-ogahan kepada Julen Lopetegui, menjadi mulai satu suara pertahankan pelatih 51 tahun tersebut jelang El Clasico besok malam apa pun hasilnya. Sergio Ramos dkk tampaknya sadar bahwa tidak mudah bagi siapa pun suksesor Zinedine Zidane yang sudah memberikan tiga trofi Liga Champions beruntun. Apalagi, kepergian Zizou juga dibarengi dengan Cristiano Ronaldo yang hijrah ke Juventus. Faktor lainnya, eks pelatih timnas Spanyol dan FC Porto itu juga adil. Salah satunya ketika memuji pemain. Dia tidak segan memuji para pemainnya di depan umum bila memang harus dilakukan. Yang paling krusial adalah cara Lopetegui ketika menyikapi tren buruk lima laga tidak pernah menang sebelum pertandingan kontra Viktoria. Dia tetap duduk bersama para pemainnya untuk membuat kondisi ruan ganti tetap kondusif. Satu lagi, jika menang pada laga besok, maka selisih poin Los Merengues dengan Barca menjadi satu saja (18-17). Singkatnya, El Clasico di Camp Nou besok ditujukan untuk Lopetegui. Kalau pun akhirnya Lopetegui dipecat pasca laga besok, maka penyebabnya bukan dari pemain. Melainkan petinggi klub. ''Mengakhiri liburan (musim panas, Red) dan kembali ke klub tanpa ada lagi Cristiano Ronaldo rasanya sangat aneh. Namun, klub selalu lebih besar dari pemain,'' ucap Marcelo kepada Marca. "Lopetegui selalu mengusahakan segala cara agar Real kembali ke tempat tertinggi,'' sambung bek 30 tahun tersebut. Motivasi personel timnas Brasil itu berbanding lurus dengan konfirmasi bahwa dia bisa tampil pada laga besok. Cedera engkel yang didapatnya saat melawan Viktoria telah pulih dan kembali ikut latihan penuh tim kemarin. Hanya Daniel Carvajal yang berlatih terpisah dan diragukan tampil di El Clasico. Penyebab lainnya yang membuat para pemain ingin Lopetegui bertahan adalah dua nama calon penggantinya, Antonio Conte dan Jose Mourinho. Menurut El Pais, salah satu yang keberatan dengan kedua pelatih tersebut adalah kiper anyar Real Thibaut Courtois. Ya, penjaga gawang terbaik Piala Dunia 2018 itu sudah merasakan polesan dua pelatih tersebut ketika berkostum Chelsea. Bersama Mou pada 2014-2016. Sedangkan Conte di dua musim pemungkasnya bersama The Blues (2016-2018). Courtois tidak suka pendekatan psikologis Mou sedangkan untuk Conte dia membenci peraturan ketat yang diterapkannya. Bahkan, kans kiper timnas Belgia itu bereuni dengan Conte semakin besar. Tadi malam, Sport Mediaset melaporkan bahwa urusan pelatih berkebangsaan Italia itu dengan Chelsea mengenai hak kompensasi pemecatannya sudah selesai. Kini, mantan pelatih Juventus dan Italia itu bebas bergabung dengan tim mana saja. "Aku tidak percaya (bahwa Mou dan Conte jadi calon suksesor Lopetegui, Red). Saya meninggalkan London (Chelsea, Red) agar tidak melalui hal-hal seperti itu lagi. Sekarang, (kemungkinan, Red) malah Conte atau Mou yang datang,'' ucap eks kiper Atletico Madrid itu. (io)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: