Takhta Bagi La Pulga
La Liga 2018–2019 setelah Ditinggal Cristiano Ronaldo La Liga musim ini bisa dibilang memasuki era baru. Bukan lantaran ada perubahan format kompetisi atau revolusi regulasi, melainkan karena Cristiano Ronaldo meninggalkan Real Madrid untuk menjajal Serie A bersama Juventus. Selama sembilan musim terakhir, CR7 dan Lionel Messi berbagi takhta di La Liga. Pertanyaan terbesar setelah hengkangnya Ronaldo adalah apakah La Liga musim ini bakal menjemukan? Menjemukan dalam arti Messi dan Barca bakal kembali berkibar. Perlu digaris bawahi, musim ini adalah musim pertama La Pulga dipercaya sebagai capitan Barca. Itu terjadi setelah Andres Iniesta pergi ke klub Jepang, Vissel Kobe. Tanda-tanda supremasi Blaugrana bersama La Pulga sudah terpampang saat memenangi Supercopa de Espana (Piala Super Spanyol) atas Sevilla di Tangier, Maroko, kemarin dini hari (13/8). Messi pun meraih trofi ke-33 bersama Barca. Unggul satu trofi atas Iniesta. Hanya ada dua nama yang meraih trofi lebih banyak daripada Messi. Ryan Giggs (35) dan Dani Alves (38). "Leo (sapaan akrab Messi) sangat antusias menyambut musim ini karena musim ini adalah tahun kepemimpinannya di klub ini," kata Ernesto Valverde, entrenador Barca, sebagaimana dilansir Mundo Deportivo. Meski ditinggal Iniesta, kekuatan Barca masih dahsyat lantaran pemain terbaik lainnya bertahan musim ini. Bahkan, kedalaman skuad Blaugrana semakin dahsyat setelah menghabiskan EUR 125,9 juta (Rp 2,1 triliun) untuk mendatangkan para pemain seperti Malcom, Clement Lenglet, Arthur Melo, hingga gelandang berpengalaman Arturo Vidal. Bandingkan dengan Real yang sejauh ini hanya mendatangkan Thibaut Courtois dan Vinicius Junior. Aktivitas transfer Los Merengues pun masih kalah jika dibandingkan dengan rival sekota, Atletico Madrid. Thomas Lemar menjadi pembelian termahal Atleti setelah diboyong dari AS Monaco seharga EUR 70 juta (Rp 1,16 triliun). Gelandang Atleti Saul Niguez menyatakan bahwa keputusan Antoine "Grizzi" Griezmann bertahan dan menolak tawaran bergabung dengan Barca sudah seperti kekuatan motivasi terbesar skuad Los Colchoneros. Apalagi, Grizzi sukses membawa Prancis merebut juara Piala Dunia 2018 di Rusia. "Dia (Grizzi) tentu tidak akan membuat keputusan itu (bertahan di Atleti) jika tidak yakin dengan potensi kesuksesan klub ini," kata Saul di situs resmi klub. "Gelar di Eropa (Liga Europa) musim lalu juga meningkatkan keyakinan kami bahwa musim ini bakal berjalan lebih sukses," imbuh pemain yang mengawali karir juniornya bersama akademi Real itu (2006–2008). Di sisi lain, pergantian pelatih dari Zinedine Zidane ke Julen Lopetegui juga diklaim membuat Real tidak akan sehebat tiga musim terakhir saat memenangi Liga Champions secara beruntun. Meski, seperti diungkapkan gelandang serang Real Isco, tidak ada transisi mengkhawatirkan seiring dengan perubahan dari Zidane ke Lopetegui. Justru, Isco menilai Real musim ini bakal memiliki kekuatan individu secara merata. Tidak ada lagi yang sedominan Ronaldo. Tumpuan serangan yang biasanya hanya dipikul Ronaldo seorang diri kini menyebar ke Isco, Marco Asensio, dan Gareth Bale. Belum lagi potensi bangkitnya Karim Benzema. "Tim ini tetap akan tampil dengan sistem yang sudah terbentuk dengan matang," ucap Isco yang diproyeksikan menjadi nomor 10 dalam skema 4-2-3-1 yang diusung Lopetegui. (io/c19/dns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: