Berharap Kejutan dari Panahan

Berharap Kejutan dari Panahan

Optimistis Bisa Bersaing Cabor panahan ditarget memperoleh satu medali emas di Asian Games 2018. Ini berat, mengingat sejarah tidak pernah mencatat para pemanah Indonesia meraih emas di ajang multievent Asia tersebut. Dari sejumlah kejuaraan yang diikuti, raihan atlet kita juga kurang mendukung. Ada delapan emas yang diperebutkan dari cabor panahan di Asian Games 2018 nanti. Indonesia terjun di semua nomor. Dari semuanya, yang paling diunggulkan merebut emas adalah nomor recurve mixed team (recurve campuran). Indonesia diwakili Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa. Penampilan mereka sejak SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, hingga kini terbilang konsisten. Di SEA Games, cabor konsentrasi ini memang membuat kejutan besar. Para pemanah Indonesia berhasil memborong empat emas! Yakni dari nomor compound putra dan putri, recurve putri, serta recurve campuran. Masih ditambah perak dari nomor recurve beregu putri, plus perunggu dari compound beregu putri. Itu adalah capaian tertinggi tim panahan Indonesia dalam sejarah keikutsertaan di SEA Games! ''Untuk panahan, di SEA Games mereka memberikan kejutan. Ditarget dua emas, malah dapat empat emas. Maka di Asian Games mereka diharapkan dapat memberikan kejutan besar juga,'' papar Chef de Mission Asian Games untuk Indonesia, Syafruddin, beberapa waktu lalu. ''Apalagi performa mereka lagi naik,'' lanjut dia. Tapi kita tidak boleh lupa. Persaingan di Asia sangat jauh berbeda dengan Asia Tenggara. Banyak negara dengan rekor yang lebih mentereng. Misalnya Korea Selatan yang atletnya menguasai peringkat dunia. Di recurve putra, mereka punya Kim Woo-jin dan Lee Woo-seok si rangking pertama dan kedua World Archery. Pemanah recurve putrinya, Chang Hye-jin, juga peringkat satu. Bandingkan dengan pemanah recurve terbaik Indonesia. Riau peringkat 24, sementara Nisa—sapaan Diananda—di rangking 59. Saingan terberat keduanya di nomor recurve campuran, tentu saja ketiga atlet Korea di atas. Mereka sering bergantian turun di nomor campuran. Riau dan Nisa pernah bertemu dengan Chang Hye-jin/Kim Woo-jin. Yakni dalam kejuaraan dunia yang digeber di Shanghai, Tiongkok, April lalu. Mereka berhadapan di semifinal. Hasilnya mudah ditebak. Riau/Nisa kalah 1-5 dalam tiga set. Dalam pertandingan itu, pasangan merah putih membukukan total 109 poin, sedangkan Korsel 114. Untung, dalam perebutan medali perunggu mereka menang atas Amerika Serikat. Meski begitu, Riau dan Nisa tetap kecewa. ''Inginnya emas, tapi dapatnya perunggu,'' ucap Nisa ketika ditemui di lapangan KONI Jatim, Jumat lalu (20/7). Pelatnas mengirim Nisa dkk untuk menjalani tiga try out sejak Maret. Yakni Asia Cup di Bangkok, kejuaraan dunia di Antalya, Turki, serta kejuaraan dunia di Shanghai. Indonesia belum juga memetik emas dari tiga event itu. Hasil terbaik diraih di Bangkok. Namun, tidak semua lawan kuat mereka turun. Antalya dan Shanghai lebih menggambarkan kondisi di Asian Games nanti. Bandingkan dengan trio Korsel yang konsisten meraih medali dari tiga kejuaraan dunia yang diikuti. ''(Pemanah) Korea sangat stabil. Mereka jam terbangnya lebih tinggi,'' jelas Riau di saat istirahat latihan akhir pekan lalu. ''Tapi kami harus bisa curi kesempatan. Tak ada yang mau berada di posisi kedua atau ketiga. Semua pasti ingin jadi unggulan,'' imbuh jebolan PPLP Panahan Jatim itu. Pelatih recurve Nurfitriyana Saiman meyakini anak-anak buahnya masih bisa bersaing dengan pemanah Korsel. ''Skor masih bisa terkejar,'' tegas Yana, sapaannya. ''Tinggal bagaimana maintenance mereka. Mulai dari mental hingga pengendalian diri. Itu yang paling susah. Sebab semua tergantung mood pada saat mereka bertanding. Tidak bisa ditebak,'' beber perempuan 56 tahun itu. Keyakinannya bermodal pada tiga try out di atas. Posisi tim Merah Putih tak pernah jauh dari tiga besar. Hanya sekali terhenti di babak delapan besar. Lalu bagaimana dengan nomor perorangan? ''Terus terang kalau perorangan mesti kerja ekstra. Tapi beregu masih bisa bersaing. Yang pasti kami mempersiapkan diri,'' ucap Yana. (tya salatnaya/na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: