Mesut Oezil Memutuskan Pergi Karena Tak Dihargai

Mesut Oezil Memutuskan Pergi Karena Tak Dihargai

SINGAPURA – Bak petir menyambar di siang bolong. Ya, begitulah yang terjadi begitu Mesut Oezil memutuskan untuk menyudahi kebersamaannya dengan timnas Jerman. Oezil tidak butuh menunggu sampai usianya kepala tiga atau kansnya membela Die Mannschaft -julukan Jerman- sudah habis. Kemarin WIB (23/7) Oezil menyatakan keputusannya untuk mundur dari timnas Jerman, saat caps-nya baru 92 kali. Oezil mengambil keputusan itu kurang dari 30 hari setelah gagalnya Jerman lolos ke fase knockout Piala Dunia pertama sejak 1938. Bukan itu alasannya Oezil pada saat mengambil keputusan gantung sepatu dininya di timnas. Tapi, Oezil merasa kerja kerasnya ikut membawa Jerman jadi juara dunia 2014 tak dapat dihargai publik Jerman sendiri, terlebih pasca tersebarnya foto kontroversialnya bersama Recep Tayyip Erdogan, Mei lalu. Tak sendirian, saat itu Oezil berfoto bertiga. Dia, Erdogan, dan Ilkay Guendogan -sesama pemain keturunan Turki di timnas Jerman. Sayang, hanya Oezil yang terus dibombardir hujatan dari fans Jerman. Bahkan sampai di Piala Dunia 2018. "Saya jadi orang Jerman saat kami menang dan kembali jadi orang migran di saat Jerman tumbang," ungkap Oezil, dalam pernyataan mundurnya sebagaimana dikutip di Die Welt. Oezil menuangkan kekecewaannya yang berujung dengan keputusan mundurnya itu dari surat terbukanya kepada Federasi Sepak Bola (DFB). "Dua pekan sudah cukup sebelum saya di hari ini (kemarin WIB) mengambil salah satu keputusan terpenting dalam karir saya ini," imbuh Der Rabe -julukan Oezil. Sebagai salah satu dari empat pemain keturunan Turki yang pernah membela Jerman, dia sudah memulai jiwa patriotismenya sejak menjadi pemain timnas U-19 Jerman, 2006-2007. Dia lahir dari orang tua sama-sama dari Turki, Mustafa-Gulizar. "Saya memiliki dua hati, hati Turki dan Jerman," ungkap Oezil. Keputusan mundur ini dia ambil sebelum tur pramusim Arsenal di Singapura. Di surat terbukanya itu, Oezil juga menjelaskan kenapa dia berfoto dengan Erdogan yang kemudian jadi polemik. Sebagai salah satu bintang top, fotonya itu dikaitkan dengan Erdogan yang saat terjadi pertemuan bersama Oezil sedang bersiap menjalani Pemilu, 24 Juni. Oezil menyanggah ada nuansa politik di balik pertemuan itu. Dia menegaskan antara dia dan Erdogan sudah saling mengenal sebelumnya. Dia sudah kenal Erdogan sejak 2010, setelah Erdogan dan Angela Merkel bertemu dalam laga uji coba Jerman melawan Turki di Berlin. Nah sejak itulah dia saling kontak dengan Erdogan. "Pertemuan saat itu (Mei) di London. Kami saat itu bertemu dalam sebuah acara amal. Jadi, sama sekali saya tak tahu menahu soal faktor politis itu," tutur Oezil. "Bagi saya berpose dengan Presiden Erdogan itu tentang respek saya kepada orang yang jadi petinggi di negara tempat asal keluarga saya. Saya tak lupa dengan darimana saya berasal," tegas Oezil. Selain Oezil dan Gundogan, masih ada Emre Can dan Mehmet Scholl pemain dari Turki yang pernah membela timnas Jerman. Bedanya mereka tak tersandung kasus seperti yang dialami Oezil. DFB sebagai salah satu pihak yang disebut melakukan pelecehan rasis kepada Oezil, tak mau ambil pusing. Dalam pernyataan resminya tadi malam WIB, DFB menolak jika disangkut-sangkutkan dengan pelecehan rasisme kepada Oezil. "Kami menyesali keputusan mundurnya," klaim DFB, dalam situs resminya. Bagi DFB, ini jadi kejadian pertama pemainnya mundur dari timnas setelah kasus beda ras. Jerman termasuk salah satu dari negara-negara top Eropa yang di belakangnya terdiri dari beberapa ras berbeda. Itu mengapa kolumnis sepak bola Jerman Raphael Honigstein lewat artikelnya di ESPN, menyebut kejadian ini lebih buruk dari tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia. "Bayangkan apa yang dirasakan Tuan Mesut. Di mana toleransi, kesopanan, dan penghormatan atas pluralisme?" kecam Ibrahim Kalin, juru bicara Erdogan. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: