MotoGP Bakal Serasa Moto3

MotoGP Bakal Serasa Moto3

Zarco Kembali Ke Chassis 2016 SEPANG - Dari tiga kelas Grand Prix motor dunia, Moto3 adalah balapan paling seru dan ketat dari awal start sampai finis. Spesifikasi motor yang seragam membuat kemampuan atau skill pembalap menjadi kunci kemenangan. Di musim 2018 ini suasana pertarungan sengit layaknya di Moto3 bisa terjadi di kelas para raja, MotoGP. Jika mengamati hasil uji coba pra musim perdana MotoGP di Sepang, 28-30 Januari lalu tidak ada satu pabrikan yang terlalu dominan. Tidak seperti tes pra musim tahun lalu dimana bintang Movistar Yamaha Maverick Vinales menyapu bersih seluruh sesi sebagai yang tercepat. Meskipun hasil akhirnya rider Repsol Honda Marc Marquez yang menjadi jawara, setelah bersaing ketat dengan Andrea Dovizioso (Ducati). Pada hari terakhir uji coba di Sepang, 12 pembalap dari empat pabrikan berbeda, mencatat waktu lap terbaik yang selisihnya sangat tipis. Yakni berada dalam jangkauan 0,785 detik. Legenda hidup MotoGP Valentino Rossi menyebut, dari 12 pembalap tersebut delapan di antanya sudah nyaris mendekati pace balapan sesungguhnya. Karena itu, dia memprediksi jika balapan terjadi hari ini, ada delapan pembalap yang berpeluang menjadi pemenang. ''Ini penting (untuk tontonan). Akan sangat menyenangkan. Juga karena kami berada di kelompok teratas,'' ucap Rossi dikutip Crash. Dia sendiri puas dengan pace-nya secara keseluruhan sepanjang uji coba tiga hari. Jika prediksi Rossi benar bahwa banyak balapan di musim 2018 akan berlangsung seperti kelas Moto3, maka kunci dari kemenangan adalah skill dan mental pembalap. Skill untuk bertarung wheel-to-wheel dan mental menghadapi tekanan di setiap lomba. Tanpa dua faktor tersebut, seorang rider bisa menjadi sangat tertekan, berbuat kesalahan sendiri, dan berujung pada kecelakaan yang membahayakan dirinya, juga pembalap lain. Para rider juga harus memaksimalkan momen di sirkuit tertentu yang menjadi favoritnya. Sang juara bertahan Marc Marquez terlihat tenang menghadapi prediksi ketatnya persaingan di musim ini. Menurutnya, capaian yang diraih Jorge Lorenzo bersama Ducati saat membukukan rekor baru lap tercepat di Sepang, tak terlalu membuatnya keder. Apalagi ada begitu banyak pembalap yang bisa tampil cepat di Sepang setiap tahunnya. Menjadi cepat dalam satu lap memang penting. Karena ini akan berkaitan langsung dengan hasil di sesi kualifikasi. Namun yang jauh lebih penting adalah race pace. Cepat dan konsisten. ''Jujur saja, yang akan sangat berpengaruh adalah menemukan setingan pas untuk balapan seri pertama di Qatar dan di sisa musim,'' ujarnya dilansir Motorcycle Sports. Tantangan berikutnya adalah menaklukkan Sirkuit Chang International di Buriram, Thailand. Trek tersebut akan menjadi tuan rumah uji coba pra musim kedua MotoGP 16-18 Februari. Sirkuit ini baru masuk kalender balap MotoGP 2018. Dengan demikian, tak satupun tim dan pembalap yang punya data tentang lintasan sepanjang 4,554 kilometer tersebut. Kabar terbaru menyebutkan bahwa pembalap Tech3 Yamaha Johann Zarco agak kecewa dengan performa motor 2017 warisan Vinales dan Rossi saat digeber di Sepang. Karena itu dia berniat kembali menjajal chassis 2016 pada uji coba di Thailand nanti. Sebenarnya, hal ini sudah diprediksi Rossi tahun lalu. Chassis 2017 sudah membuat Rossi dan Vinales frustasi sepanjang tahun lalu. Bahkan, Yamaha sudah mencoba memperbaiki chassis tersebut sebanyak lima kali, tapi hasilnya nihil. Saat itu Rossi mengatakan, Zarco yang tampil impresif di musim debutnya di MotoGP pastai akan menolak chassis tersebut saat membalap di musim 2018. Nah, awalnya Zarco tak terlalu komplain dengan chassis 2017 tersebut. Namun dua hari terakhir uji coba pembalap Prancis tersebut mengeluh karena tidak bisa mencapai kecepatan yang diinginkannya. Jelang akhir sesi uji coba Zarco memutuskan menjajal frame lawas 2016 untuk mmbuat perbandingan. ''Pada pagi hari, kondisinya sempurna untuk mencapai kecepatan penuh. Saya mencatat (1 menit0 59,5 detik. Tidak cukup bagus, tapi setidaknya saya menemukan cengkeraman ban yang hilang sehari sebelumnya (saat memakai chassis 2017),'' aku Zarco. Karena itu, dia merasa chassis 2016 lebih mempermudah kerjanya untuk mendapatkan setingan terbaik. Sebagai pembalap satelit, Zarco memang harus mewarisi motor yang berumur satu tahun tinggalan pembalap pabrikan utama. Tahun lalu, adalah momen “keberuntungan” bagi juara dunia dua kali Moto2 tersebut karena mendapat warisan motor 2016 yang dalam banyak balapan ternyata tampil lebih kompetitif dibandingkan motor 2017 tunggangan Rossi dan Vinales. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: