Malaysia Maters 2018-Harus Lebih Sabar dan Konsisten

Malaysia Maters 2018-Harus Lebih Sabar dan Konsisten

KUALA LUMPUR – Pasangan Fajar Alfian/M. Rian Ardianto menjawab harapan Indonesia di turnamen BWF tour. Ganda putra tersebut berhasil membawa pulang gelar juara Malaysia Masters 2018 ke tanah air. Fajar/Rian dengan susah payah mengalahkan pasangan tuan rumah Goh V Shem/Tan Wee Kiong 14-21, 24-22, 21-13. Mengingat, ganda putra Negeri Jiran itu memiliki peringkat yang jauh lebih tinggi. Yakni di rangking 2. Sedangkan, pasangan merah-putih berada di peringkat 22. Di atas kertas, Fajar/Rian tidak diunggulkan. Namun, keduanya mematahkan prediksi tersebut. Pada game pertama, mereka nampak kesulitan mengimbangi permainan Goh V Shem/Tan Wee Kiong. Menurut catatan Jawa Pos, pasangan berusia 21 tahun itu melakukan kesalahan sendiri sebanyak 13 kali. hal tersebut sangat menguntungkan pasangan Malaysia. Hasilnya, game pertama berakhir dengan skor yang sangat mencolok. Pelatih Ganda Putra Indonesia Herry Iman Pierngadi lantas memberi instruksi kepada Fajar/Rian untuk mengubah gaya bermainnya dengan mengandalkan bola pendek dan cepat. ”Tenang jangan putus asa. Masih ada harapan. Arahin aja bola ke sisi kiri Tan Wee Kiong. Harus berani diadu,” ucapnya. Strategi tersebut nyatanya berbuah manis. Mereka berhasil menyamakan kedudukan 18-18 lalu berbalik unggul. Hingga laga berakhir, ganda putra yang merupakan satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa di Malaysia Masters 2018 itu berhasil menyabet gelar juara. Herry berharap kepada anak didiknya tersebut bisa konsisten kedepannya. Mengingat, mereka juga menjadi pelapis Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Untuk kemungkinan bermain di Asian Games 2018 masih terbuka lebar. Dari segi permainan Fajar/Rian akrab dengan permainan cepat. ”Tapi mental dan kesabaran di lapangan masih harus diasah. Saya berharap di turnamen mendatang jauh lebih berkembang,” ungkapnya. Fajar dan Rian merupakan jebolan turnamen Astec Indonesia International Challenge 2014 dan keluar sebagai kampiun. Padahal keduanya baru dipasangan satu bulan menjelang kompetisi. Sejak saat itu pasangan tersebut dinilai sebagai pemain potensial tanah air serta masuk dalam daftar atlet Pelatnas Cipayung. Taiwan Masters 2016 merupakan gelar pertamanya di level Grand Prix. Pasangan tersebut berhasil mengandaskan unggulan pertama Chen Hung Ling/Wang Chi Lin lima game 11-6, 11-6, 11-13, 9-11, 12-10. Tentu, gelar tersebut terasa special baginya. Sebab, saat itu mereka berstatus non unggulan. Memasuki tahun 2017, keberuntugan belum memihak terhadap Fajar/Rian. Di awal tahun, mereka ggal melaju ke final pada turnamen Syed Modi International Championship bulan Januari. Mereka dikalahkan dengan mudah oleh ganda Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen 11-21, 17-21. Lalu, pada Malaysia Super Series Premier ganda pelatnas putra itu terhenti di babak kedua. Pasangan asal Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen masih terlalu kuat. Imbasnya, di gelaran Indonesia Open, Fajar/Rian hanya ditarget tembus hingga perempat final. Secara mengejutkan, performa mereka melebihi perkiraan sebelumnya. Babak semifinal dipijak. Partai itu kembali mempertemukan mereka dengan ganda kuat Denmark ketika Syed Modi International Championship. Kembali mereka harus menelan kembali pil pahit . Meski begitu, Herry mengapresiasi kerja keras anak asuhnya. Pencapain hingga babak semifinal terus mereka rasakan pada kompetisi selanjutnya. Antara lain, Prancis terbuka 2017 dan Thailand Master 2018 lalu. (han)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: