PSIS Semarang vs Martapura FC-Lebih Sengit dari Partai Final

PSIS Semarang vs Martapura FC-Lebih Sengit dari Partai Final

BANDUNG - Pertandingan final Liga 2 sejatinya mempertemukan Persebaya Surabaya dan PSMS Medan. Namun, bagi Subangkit, pelatih PSIS Semarang, laga hidup mati sejatinya di pertandingan perebutan peringkat ketiga yang mempertemukan mereka dengan Martapura FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, sore nanti (Live Tv One Pukul 15.00 Wib).   Memang, sesuai dengan regulasinya, hanya tiga tim teratas klasemen akhir Liga 2 yang berhak promosi ke Liga 1 menggantikan posisi Semen Padang FC, Persiba Balikpapan, serta Gresik United yang sudah terdegradasi. Nah, dua tiket sudah diborong oleh dua finalis, Persebaya dan PSMS, sementara satu tiket akan diperebutkan oleh PSIS versus Martapura FC.  Dengan begitu, Subangkit berjanji untuk menurunkan semua kekuatan terbaik mereka. Bahkan, kata mantan pelatih Sriwijaya FC itu, kalau seandainya pelatih bisa diizinkan untuk bermain di lapangan, dia pun siap melakukannya. "Karena ini adalah kesempatan kedua sekaligus terakhir bagi kami di musim ini untuk promosi ke kasta tertinggi," ujar pria asal Pasuruan Jawa Timur itu.  Pria berusia 57 tahun itu menyebutkan, kekalahan 0-2 melawan PSMS Medan di babak semifinal, adalah salah satu cerita paling menyedihkan dalam karir sepak bolanya yang jangan sampai terulang lantaran kekalahan di perebutan ketiga. Apalagi, dua saudara sesama perserikatan, Persebaya dan PSM yang sudah promosi ke Liga 1 lebih dulu, membuat dia cemburu. Meski punya ambisi dan semangat tinggi untuk memenangkan pertandingan, Subangkit tetap saja harus realistis dengan kekuatan timnya. Sebab, dua pilar terbaiknya yang mengisi posisi fullbeck, Taufik Hidayat dan Safrudin Tahar harus absen karena akumulasi kartu kuning. Padahal, kedua pemain itu adalah tumpuan Laskar Mahesa Jenar --julukan PSIS -- di lini belakang.  "Saya juga kaget saat mendengar tidak ada pemutihan akumulasi kasrtu untuk tim-tim perebutan peringkat ketiga. Padalah, kalau mau dibilang, ini pertandingan yang sangat menentukan bagi kedua tim," ucapnya. "Tapi, semua sudah terjadi, kami harus berusaha keras dengan kekuatan yang tersisa," timpal Subangkit yang mengaku sudah menyediakan pemain pengganti.  Lantas bagaimana dengan Martapura FC. Frans Sinatra Huwae, pelatih tim asal Kalimantan Selatan itu mengaku bahwa pemainnya sedang mendapat motivasi berlipat-lipat ganda. Sebab, setelah gagal di babak semifinal dari Persebaya, kata Frans, Sahbirin Noor sudah sudah menegaskan untuk membantu Martapura secara penuh. "Sokongan pemerintah daerah itu sangat memotivasi pemain dan membuat mereka semakin percaya diri untuk meloloskan tim ini ke Liga 1," kata pria asal Ambon, Maluku itu. "Saya juga sudah memesan kepada pemain agar mereka harus bermain lepas tanpa beban, namun bertanggung jawab dalam laga besok (hari ini, Red)," papar Frans.  Beruntung, Frans bisa menurunkan semua pemain terbaiknya, kecuali bek mereka Erwin Gutawa yang sedang disanski tiga pertandingan akibat mendaratkan lutut ke kepala pemain Kalteng Putra di babak 8 besar lalu. Sang kapten, Qischil Gandrum Minny yang di babak semifinal harus absen karena akumulasi kartu kuning pun, sudah siap memberikan penampilan terbaik,  "Saya sangat menyesal tidak bisa tampil di babak semifinal lalu. Dan, saya akan berusaha untuk membalas semua itu di pertandingan perebutan peringkat ketiga nanti," ucapny. "Saya juga pastikan bahwa, pemain pemain lain sudah move on dari kekalahan di semifinal dan siap meloloskan tim ini ke kasta tertinggi," tegas mantan pemain Arema FC itu. (ben/bay)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: