Johann Zarco Kencang Tapi Bingung

Johann Zarco Kencang Tapi Bingung

Zarco Justru Suka M1 2017 VALENCIA - Musim MotoGP 2017 telah berakhir. Tak perlu menunggu lama untuk mulai mempelajari gambaran awal peta kekuatan tim-tim top untuk musim depan. Hanya berselang sehari setelah seri terakhir di Valencia berlalu, para rider sudah beraksi lagi pada uji coba post season di Sirkuit Ricardo Tormo. Inilah keanehan yang kemudian muncul di uji coba hari pertama. Johann Zarco mengaku sangat nyaman dengan motor 2017. Padahal dia baru kali pertama mengendarai motor yang selalu dikeluhkan Vinales dan Rossi itu. ''Saya bisa cepat dengan motor lama (2016) tapi terkadang saya harus menghabiskan lebih banyak energi. Hari ini, saya bisa menghemat 30 persen tenaga. Ini penting dalam persiapan saat balapan,'' ungkapnya. Lalu pada hal apa motor 2017 dirasa lebih nyaman? Zarco menyebut pada sisi pengereman. Dia merasa pengereman menjadi lebih stabil dan karenanya bisa santai saat memasuki tikungan. Yamaha belum menentukan spek motor untuk tim satelitnya Tech3 musim depan. Meski demikian Bos Yamaha MotoGP Lyn Jarvis memastikan bahwa Zarco dan rekan setimnya Jonas Folger tidak akan mendapat motor 2018. Bulan lalu, Rossi sambil berseloroh mengatakan bahwa Zarco harus menolak jika tahun depan diberi motor YZR-M1 2017. Tentu karena motor itu bermasalah. Bahkan, Vinales berani meyakini jika Zarco akan menghadapi masalah besar jika berani menunggang motor 2017. Tapi hasil uji coba hari pertama ternyata jauh berbeda dari bayangan keduanya. Zarco justru gembira. Bisa jadi kondisi cuaca di Valencia sedang bersahabat dan membuat Zarco bisa gas pol saat uji coba. Sedangkan sebagian besar masalah Yamaha di musim 2017 adalah ketika balapan berlangsung dalam kondisi basah. Tahun 2018 mendatang, Yamaha membawa banyak perubahan. Tanda-tanda kebangkitan mulai tampak. Tapi di saat bersamaan masalah baru muncul. Terjadi kebingungan menilai potensi paket motor yang dijajal di Valencia. Maverick Vinales berhasil menjadi yang tercepat di hari pertama. Catatan waktu terbaiknya adalah 1 menit 30,189 detik. Raihan tersebut didapatnya menggunakan chassis lama 2016. Chassis yang selama ini dipakai rider tim satelit Johann Zarco yang tampil impresif sepanjang tahun. Bahkan, dalam beberapa balapan selalu finis di depan duet Vinales-Valentino Rossi. Chassis lama tersebut dipadukan dengan mesin pengembangan terbaru untuk musim 2018. Nah, yang kemudian membingungkan adalah Vinales hanya finis di posisi 12 di balapan tiga hari lalu dengan chassis 2016. Kemudian Zarco mengakhiri sesi di posisi kedua dengan motor 2017. Sedangkan, Rossi berada di urutan empat menggunakan rangka 2016. ''Catatan waktuku sama saat menggunakan dua chassis berbeda. Tapi untuk corner entry lebih baik menggunakan chassis tahun lalu. Sedangkan untuk corner exit lebih baik menggunakan chassis tahun ini,'' jelas Vinales. Saat kemudian di konfirmasi kepada Zarco, pendapat tersebut bertolak belakang dengan masukan rider Prancis tersebut. Kengingungan semakin besar karena di Vinales mengaku mengendarai motor yang sama dengan ketika balapan di seri terahhir. Dia langsung memulai sesi dengan mencatat waktu 1 menit 31 detik “bawah” (tak lebih dari 1 menit 31,5 detik). Kemudian mampu mempertahankannya meski menggunakan ban bekas. ''Saya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Saat balapan (akhir pekan lalu di Valencia) saya menangis setiap kali meninggalkan garasi. Tapi hari ini, saya tersenyum,'' akunya. Saat diminta merespon pendapat Rossi yang menyatakan bahwa motor 2016 harus dibangun dengan basis motor 2016, Vinales juga belum punya jawaban pas.''Saya tidak tahu. Saya mencatat waktu terbaik menggunakan chassis 2016. Tapi merasa kalau motor 2017 memiliki potensi besar,'' tandasnya. Meski terjadi perbedaan antara Vinales dan Rossi mengenai chassis, keduanya satu suara mengenai fairing baru. Vinales juga menjajal fairing aero dengan dua sirip lebar di depan. Jika diperhatikan bentuknya mirip punya tim Aprilia atau Suzuki. ''Saya menyukainya. Saya ingin menjajalnya lagi nanti saat uji coba privat di Malaysia untuk memastikan sensasinya. Saya merasa mengalami perbaikan pada titik pengereman,'' ungkapnya. Tahun lalu, sejak bergabung dengan Yamaha, Vinales langsung tampil cepat. Bahkan dia menyapu bersih semua uji coba pra musim Tren tersebut mampu diteruskannya di awal musim dengan memenangi dua balapan beruntun. Namun masalah demi masalah datang sejak balapan memasuki seri Eropa. Yamaha kesulitan bertarung di trek basah. Baik Vinales dan Rossi mengeluhkan performa motor 2017. Bahkan untuk mencari solusi, Yamaha harus mengganti chassis sampai lima kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: